Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Menjahit Luka

Diperbarui: 19 Oktober 2019   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com/couleur

Aku terima sepucuk surat bersampul biru muda, pada kedua sisinya tertera dua nama. Milikmu juga aku. Dulu.

Seperti kawanan lebah yang terburu meracik madu agar bebas menjumpai ratu. Akupun terbata mengeja untaian aksara, yang kukuh kau lindungi sebagai rahasia. Bahkan paling rahasia.

Seketika kuracik ramuan kata bermakna asa, agar menjadi pembungkus jiwa. Kusimpan jubah pujangga, agar tak lagi tergantung di balik pintu asa. Tapi di hati, tanpa janji.

hingga detak-detik waktu menelusuri pertikaian  lupa.

Kau dan aku tak lagi mampu menjadi jarum dan benang rasa. Menjahit ulang luka yang terbiar menganga.

Curup, 19.10.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline