Kau bolak balik. Ke bawah temui Amak, Kemudian menyusulku di beranda. Lebih dari tiga kali seperti itu. Kuanggap biasa prilakumu.
Aku masih fokus selesaikan naskah soalku. Hingga kau duduk di sebelahku. Tak bersuara. Hanya menatapku. Aku tertawa.
"Kenapa mirip setrikaan?"
"Haha..."
"Malah ketawa!"
"Coba tadi, Nik bawa buku juga, ya? Biar bisa buat soal juga!"
"Lah?Jadual ujian kapan?"
"Seminggu sebelum lebaran!"
"Oh! Mas mesti setor besok! Gak enak sama teman di Tata Usaha, kalau telat!"
"Nik tahu!"
"Kok bisa?"