Pagi itu, jum'at. Aku duduk di beranda lantai dua. Tak ada jadual untuk mengajar. Satu minggu lagi ujian semester. Aku mesti bersiap menyusun naskah soal ujian. Tak aneh, jika berserakan buku paket di sekitarku.
Amak muncul dari dalam rumah. Membawa satu ember berisi air. Kukira ingin menyirami tanaman. Segera kurapikan bahan ajarku, agar tak basah.
"Berserakan!"
"Haha..."
"Kenapa tidak..."
"Lagi buat soal! Seminggu lagi semesteran, Mak!"
"Hah! Uang sekolah adikmu belum..."
"Sudah lunas! Tinggal ujian, Mak"
"Eh? Siapa yang..."
"Bendahara yang bilang!"
"Yang bayar?"