sejarah telah menoreh tempat ini sebagai arena perjuangan.
tak lagi ada loket-loket yang menawarkan tujuan perjalanan, tak lagi ada barisan bus-bus yang menunggu dengan kelelahan, pun sunyi dari riuh teriakan juga makian orang-orang jalanan.
aku mengenang tempat ini sebagai gerbang pertemuan.
ketika kecemasan hadirkan keresahan-keresahan suatu penantian. mereguk laju waktu yang bergerak lamban menyajikan percik-percik harapan pada ribuan perjumpaan.
saat kegelisahan menawarkan kesedihan dan kepedihan sebuah perpisahan. menghitung lalu waktu yang berdetak pelan merangkum lembar-lembar kesepian pada satu kepergian.
lagi, aku berdiri di sini sebagai titik pertempuran.
tempat meracik ulang puing-puing kenangan usang, yang enggan menemukan arah jalan pulang. tentangmu. tanpamu.
Curup, 12.10.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H