Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Masa Lalu vs Masa Kini, Pemenangnya Adalah...

Diperbarui: 14 September 2019   01:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

Masa lalu selalu menjadi pemenang dalam perbandingan dengan masa kini. Aih, kok bisa?

Terkadang kasihan juga melihat anak-anak lelaki kecil sekarang. Tak banyak ruang untuk berlarian di tanah-tanah kosong, untuk bersama bermain bola sepulang sekolah. Padahal cuma gulungan plastik yang berbentuk bola.

Atau melakukan balapan gelondongan ban motor bekas, dengan alat pacu berbekal sepotong kayu berkeliling kampung. Ada lagi? Bermain layangan, gundu atau apalah yang penting bersama. Haha..

Bisa juga semisal, kumpulan anak-anak perempuan yang sibuk memetik daun dan bunga aneka warna. Bermain masakan semisal gado-gado atau pecel, dengan kuah kacangnya dari pasir atau tanah bercampur gilingan halus pecahan batubata.

Atau malah berebutan keliling kampung mencari tutup botol berbahan seng, yang ditumbuk pipih, dan disepakati sebagai mata uang dunia anak. Akhirnya bermain peran menjadi penjual dan pembeli. Yang lain? Congklak, bola bekel, atau bermain loncat tali berbahan karet gelang yang dijalin panjang. Ahaaay...

Illustrated by pixabay.com

Saat mareta (masa remaja tanggung). Para lelaki sudah mulai sering merapikan diri. Mengintai putih telur di dapur sebagai pengganti minyak rambut. dan menyusun strategi untuk "tampil" di depan cewek yang disukai. Tanpa bicara dan mesti menjadi misi rahasia. Kecuali dengan teman akrab. Agar tak saling ganggu. Haha..


Nah! Remaja putri, berjuang membebaskan diri dari kutu rambut, mesti tampil resik dan wangi. Biasanya mulai mengenal parfum atau lotion yang dijual sasetan. Sambil melatih diri senyum-senyum di depan cermin. Agar, jika nanti ada momentum salah tingkah. Pilihan refleksnya, terlihat anggun saat menutup mulut dan wajah, atau mengusap rambut. Hihi....

Kelas terakhir di SMP hingga masa SMA. Adalah masa yang berapi-api! Eh, malah ingat lagu Bung Rhoma! Maksudku, masa ini biasanya gampang panas, gampang terbakar juga terkadang menghanguskan diri sendiri.

Dada terasa berdebar saat menerima salam dan surat cinta dari yang ditaksir. Para laki-laki berjuang setengah mati membuat puisi, atau mengutip dari lirik-lagu yang populer, agar suratnya bisa sedikit lebih panjang dari satu halaman. yang perempuan berlatih tulisan indah, agar saat membalas surat tak malu, jika tulisannya disebut cakar ayam.

Sambil sesekali pejantan tangguh menghafal pantun. Semisal,

"empat kali empat sama dengan enambelas. Sempat tak sempat, harap dibalas!"

Maka, yang perempuan akan menulis dengan huruf khusus di lipatan surat paling depan, sebagai balasan. Umumnya akan tertulis:

"Buah duku buah kedondong, senyum dulu dong!"

Jika surat-suratan lancar berbalas, itu sebagai tanda mulai pacaran. Maka teman yang dijadikan merpati pos, sekaligus akan berfungsi sebagai pengawal khusus saat pacaran. Karena memegang kuat prinsip malu-malu tapi mau. Haha..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline