pernah selarik pesan ditinggalkan senja kepada purnama. tak mungkin racikan segelas kopi sebagai penawar luka, tak pula ramuan wangi aroma rindu sebagai pelipur lupa. dan aku tak ingin percaya senja, namun tak kuasa dan tenggelam dalam jurang tak berdaya.
malam ini, aku ingin menelantarkan senja di barisan kata-kata. agar tak lagi ada bisikan-bisikan lirih kerinduan pada kehilangan. tak lagi hadir aksara-aksara perih mengeja sunyi di keramaian. biarlah senja terkurung sepi, di lorong gelap paling tersembunyi.
akan kuajak malam berbincang ragam cara. bila senja datang bertamu di halaman rindu, segera kusimpan kegelisahan luka. agar tak kembali porak-poranda oleh nyanyian syahdu, dan tak lagi terpuruk dalam genangan airmata. biarlah senja tertatih letih memaknai rasa.
pada setiap hari yang terlewati, senja tak pernah benar-benar pergi. hanya memberi jeda ruang hati, bersiap menanti esok kembali
Curup, 06.09.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H