Hujan mulai reda. Namun butirnya belum usai. Begitu juga kerut keningmu. Sesekali matamu dalam diam. Ikuti kepulan asap rokokku.
"Kenapa diam?"
"Nik mau tanya!"
"Apa?"
"Pakaian Mas untuk..."
"Udah siap!"
"Jas?"
"Gak! Panas..."
"Bukannya..."
"Mubazir! Kan, tertutup jubah!"
"Haha..."