bagi perajut sepi, merawat penantian adalah bukti sekaligus bakti. ketika ribuan diksi bersekutu membingkai janji.
seperti matahari yang datang menjemput pagi, dan di saat petang bersiap untuk kembali pergi. demikian juga pengembaraan hati. membutuhkan jeda untuk menunda hadirnya perapian cemburu, agar kegelisahan tak membakar rindu.
seperti arakan awan pengantar butiran hujan, hingga menjumpai lautan untuk kembali berbentuk awan. demikian pula perjalanan hati. menempuh pertikaian anak-anak sungai kecurigaan, agar kerapuhan benci tak merajai kehidupan.
seperti warna-warni pelangi yang menggoda telapak bumi, takkan pernah indah sebelum hujan usai dan hadirnya terik matahari. pun, keutuhan hati mesti terjaga. ketika sayatan sembilu menorehkan luka, kala kepedihan pilu masih bersisa gores bahagia.
bagi perajut sepi, tak pernah ada kematian asa dalam kepunahan sketsa rasa. sebab, muara penantian adalah wujud keinginan. tak pernah sia-sia.
Curup, 02.08.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H