aku mengingat dulu.
ketika terjebak pada dinding batas pencarian. meminang keterasingan rasa ke pintu pertemuan. saat suara langit mencurahkan bisikan lembut yang menggetarkan. menggerakkan bibir menguak aksara-aksara takdir. hingga aku kembali menimang kerinduan anak-anak penantian, menelusuri kesunyian garis akhir.
aku kembali mengingatmu.
ketika menuai perselisihan hati yang melukai keyakinan diri. kau bertahan menggenggam bara mimpi menjadi pertalian janji. saat suara-suara anak langit, menggugah keberpihakan, dan berkali menggugat keteguhan. kau ingin aku tahu, tak hanya kehidupan yang harus diperjuangkan.
aku tak henti mengingatmu.
ketika kenangan melebur bersama petikan-petikan laju hari. melewati bilik-bilik pertikaian, di antara kebahagiaan dan kesedihan, di antara keinginan dan kenyataan, pun di antara kepasrahan atau kerelaan. tak perlu memanggil pulang ingatan.
ketika perjalanan panjang bersisa kenangan. biarlah kulalui hari bersamamu. dan, tanpamu.
Curup, 16.07.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H