Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Kepada Pagi, Kugores Selaksa Doa

Diperbarui: 13 Juli 2019   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

sepotong pagi tak mampu mengusir air mata, yang berjatuhan di pelataran duka. bergulir, membasuh ingatan yang pudar, bersembunyi di antara kelopak mawar. mengalir, membasahi kenangan yang tergeletak hampa, di bawah rimbunan pohon kamboja.

ceruk paling hening penawar keabadian luka, adalah air mata. kau tahu?

sepotong pagi mengulang kisah usang, sebelum kepergian kabut pagi tergantikan matahari. terburu, merajah puing-puing impian yang dihempas kenyataan. tergesa, merajut keping-keping harapan yang ditindas ketidakberdayaan.

lekuk paling sunyi tempat persembunyian mimpi, adalah harapan. kau tahu?

sepotong pagi meninggalkan hari, tanpa seikat janji bertemu kembali. dalam diam, menyisakan perapian abadi yang menghangatkan kesepian hati. dalam diam, menitip pesan kekuatan manusia pada doa.

tak perlu kau mengerti kesucian janji. saat kugoreskan selaksa doa kepada pagi. untukmu.

Curup, 13.07.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline