Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Menapaki Garis Takdir

Diperbarui: 11 Juli 2019   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

1#
kabut pagi tak beranjak pergi dari beranda masa lalu. terhenyak merenangi kisah-kisah dulu, dalam pelarian rindu tak berpintu.

tentang kegersangan jemu di tanah penantian tunggu.
tentang kehilangan sedu di ranah penggalian pilu.

biarlah! tapaki langkah kaki, di belantara hati. jejaki alur hidupmu, karena kau lelakiku.

#2
terik matahari dipaksa menelan aksara-aksara bisu. terhempas merenungi pahatan-pahatan gagu, dalam keabadian ragu di lajur waktu.

tentang keresahan sepi, menyapa kegelisahan sunyi.
tentang kerelaan janji, menuai kepedihan nyeri.

genggamlah! ikuti sketsa mimpi, yang dulu kau ukir di dasar sanubari. karena kau lelaki.

#3
legam malam hanya titik-titik perpisahan jeri, yang tersandera pergulatan hari. di antara jeratan suka, dan jeritan duka.

tentang racikan madu yang terhampar di samudera empedu.
tentang sayatan sembilu yang terdampar di muara kalbu.

kuingin kau tahu. lelaki adalah sosok yang berdiri paling akhir, menapaki garis takdir. karena kau anakku.

Curup.11.07.2019
zaldychan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline