Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Jika Telaga Pikiran Berjelaga

Diperbarui: 29 Mei 2019   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by: pixabay.com

ketika telaga pikiran dipenuhi cairan-cairan prasangka, maka batang rangka kemanusiaan dikuasai praduga.

kaki menjelajah bak rangkaian baja. terayun memijak kerikil-kerikil hamparan analisa,  menyepak duri-duri paparan logika. mencari jejak-jejak dosa tataran manusia.

lutut membentuk sudut-sudut kepastian. menghajar carut-marut bermakna kepongahan, mengunggah setiap kemelut rekayasa kekusutan. terjerumus pada perdebatan tak usai tentang kebenaran.

pinggang berpusar sungsang mengukur timbangan. sekilan jarak ke atas adalah kehormatan, sejengkal ke bawah adalah kemungkaran. titik pusat rangka yang acap terlupakan.

jemari tak lelah menunjuk arah, tangan dikepal menundukkan keberanian. kekuasaan digenggam bak kilauan berlian, kekuatan diredam berbalut senyuman. terlupa keinginan selalu lampaui kebutuhan.

siku bak cadangan senjata, selagi miliki kesempatan. menghujam celah-celah kelemahan, mengusik titik-titik kepenatan, dan bertaut pada diorama pertemanan dan permusuhan.

leher mengatur putaran masa. memilih setiap ruang kata, memijah setiap liukan cara. membuat gerakan ritmis berjuta makna. nahkodai akuan kemanusiaan manusia.

kepala tak lagi ujaran-ujaran asal, berlaku bak muara hasutan-hasutan akal. melampaui  batasan-batasan usia yang kekal.

jika telaga pikiran berjelaga tumpahan curiga. maka manusia adalah susunan rangka hampa.

Curup, 29.05.2019
zaldychan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline