Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Gelandangan dan Pengemis, Potret Buram Persoalan Sosial serta Peran Lembaga Filantropi

Diperbarui: 14 Mei 2019   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ada gula ada semut. Makna peribahasa itu kerap diujarkan. Termasuk menyikapi maraknya aksi dari dari saudara-saudara kita dengan julukan "Gepeng" (gelandang dan pengemis). Hingga acapkali kita terjebak di lingkaran "causalitas theory", mengupas tentang sebab-akibat keberadaan serta motivasi gepeng.

Keberadaan gepeng, tak lagi sebagai fenomena sosial tapi sudah merambah area penyakit masyarakat (pekat). Menjamurnya peraturan daerah tentang larangan terhadap aktivitas gepeng. Kukira cukup dijadikan alasan, kan? dan, perda ini adalah ranah hilir (refresif), bukan pada pencegahan (preventif).    

Menulis artikel blog competition THR (Tebar Hikmah Ramadan) hari ini dengan topik Pro Kontra : Memberi Sedekah di Jalan. Kucoba menautkan keberadaan dan peran lembaga Filantropi Islam dalam meminimalisir penyakit masyarakat tersebut.   

Sekedar Pengantar tentang Filantropi

Asal kata Filantropi dari bahasa Yunani. Philein berarti cinta dan Anthropos yang berarti manusia. Bermakna tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain.

Jadi, kata kuncinya bukan pada pemberian. Tapi motif saat memberikan. Yaitu "rasa cinta" sesama manusia. Terkadang bergeser pada "rasa iba" dari setuhan kemanusiaan setiap individu. Dan "rasa iba" ini yang dominan hadir pada pemberi Sedekah, dan "dimanfaatkan" oleh penerima dengan semakin marak dan menjamurnya gelandang dan pengemis di Indonesia.

Tujuan Lembaga Filantropi

Ide lembaga filantropi adalah Pertama menghargai, mencintai dan menolong sesama manusia telah menjadi naluri dasar setiap manusia sebagai makhluk social. Dan Semua ajaran agamapun menganjurkannya. Yang menjadi unsur perekat yang menjaga keutuhan dan keharmonisan suatu komunitas;

Kedua, Adanya jurang kesenjangan sosial dan ekonomi antar manusian dan antar komunitas yang semakin besar.

Ketiga, mendorong perlu adanya usaha-usaha efektif dan terarah untuk menghimpun dan membagikan dana dari dan untuk masyarakat, serta menyatukan dan memperkuat gerak langkah bersama menghadapi tantangan pembangunan sosial, kemanusiaan dan lingkungan.

Sejarah Filantropi Islam Indonesia 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline