Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Ketika Tempat Terakhir yang Diingini adalah Kehilangan

Diperbarui: 11 Mei 2019   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by : pixabay.com

menemukan diri terperosok mencintaimu, semudah menyaksikan purnama di kegelapan semesta. ketika kata malu, masih membungkus rasa cinta yang dibatasi kepantasan usia. saat bertukar pandangan saling mengingatkan, mengenggam tangan saling menguatkan. dijauhi amukan badai murka tanpa diawali makna curiga.

memilihmu berwujud satu keputusan memiliki, semudah menangkap cahaya mentari di kesunyian pagi. seperti memilah mimpi indah yang bersisa, diantara ribuan mimpi buruk saat terjaga. mengungsikan cemburu ke tepi jurang kesepian, tanpa ketakutan untuk melupakan.

tak akan pernah kuarsir sketsa keindahan dalam garis harmoni kehidupan. pun tak mungkin kujemput sekelumit kisah pada sejumput kekecewaan. hingga melalui detak-detik waktu yang tak lagi terkejar, menata larik-larik rindu yang terus menghajar.

aku masih berpijak di dinding kenangan, ketika tempat terakhir yang diingini adalah kehilangan.

Curup, 11.05.2019
zaldychan
[Aksara dan Cinta]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline