Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Dalam Ketiadaan, Kau Tak Pernah Kehilangan

Diperbarui: 3 Mei 2019   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

seribu satu musim bertukar nama, berganti wajah dan bersembunyi di balik kata. pada rinai yang menyentuh helai tirai jendela, kau resapi paduan bulir airmata tanpa warna.

airmatamu adalah tanda. ketika tak kau temui kepantasan reaksi, hasil pergulatan dan pergumulan emosi. hingga raga tak lagi mampu temui cara, ungkapkan pendaman rasa jiwa. bermuara air mata.

satu dari seribu gemuruh asa, kau ajukan mengecam anomali hati. kau sentuh bingkai jendela, mengganti rengkuh gejolak makna. ketika kau berbisik kata rindu, desir angin mengiringi nada pilu.

rindumu adalah wujud kekalahan rasa, ketika terbata mengeja helai-helai asa yang terbujur kaku. tak mampu menghapus dinding terjal kebersamaan ruang dan waktu. hingga perpisahan kau maknai rindu.

biarkan airmatamu luruh bersama angin lalu, serentak mengayuh resah dalam desakan rindu. airmata kerinduan tak lagi berarti kekalahan tapi wujud pertahanan. jika kau lelah menggores rasa dan asa, menjadi segengam cinta.

kau harus tahu. bulir airmata dan butir hujan adalah kelembutan rasa, desir angin serta rindu adalah kehalusan asa. keduanya ditakdirkan bersama makna. dalam keberadaan, tak bisa kau genggam. dalam ketiadaan, kau tak pernah kehilangan.

Curup, 02.05.2019
zaldychan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline