Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Tercekat, Memaku Artefak Peradaban

Diperbarui: 1 April 2019   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by : pixabay.com

kicauan pipit dan punai meramaikan siang. gemericik air, membelai sisi-sisi pematang. cangkul dan arit, terdampar di kamar belakang. benih dan pupuk terhampar di etalase pedagang. kau pilih impian di kejauhan.

domba dan kambing berganti merpati. berdiam di puncak gedung tinggi. sapi dan kerbau berwujud ikan koi. terkunci di kotak kaca berbingkai besi. menghitung hari-hari matahari, lewati sapaan sepi.

kicauan pipit dan punai tertera dalam kaset-kaset bajakan. gemericik air comberan, menyengat liang-liang pernafasan. cangkul dan arit, terpajang di pelepah ingatan. tercekat, memaku artefak peradaban.

di balik kayu-kayu lapuk hunian, kau renungi cermin waktu. diantara koin recehan di tangan. kau renangi pilu malu.

Curup, 01.04.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline