Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Berlari, Menggali Reruntuhan Takdir Diri

Diperbarui: 30 Maret 2019   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by : pixabay.com

tubuh kecil itu terus berlari, menggali reruntuhan takdir diri. legam kulit tak peduli, menantang tabir matahari.

ia tak lagi memeluk makna luka, pun tak lagi menjenguk wajah duka. sapaan ayah temui kata mati, sapaan kakak terhenti mati. sapaan adik telah mati. terkubur di tepi kali. damai dalam sunyi.

tubuh kecil itu berhenti berlari, lugas tangan menggali reruntuhan. tak peduli, tatapan harian. ketika iba berselaput kasihan.

putik-putik kesedihan tak lagi ketakutan. detik-detik kematian bukan lagi ancaman. ia harus bergegas menipu waktu, menimba peluh rindu. mengusik cerita-cerita masa lalu.

tubuh kecil itu memeluk sepi. tak kuasa sembunyikan mimpi. bersisa harap, satu sapaan tak pernah mati. walau raga ibu, tertelan rekah perut bumi.

Curup, 30.03.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline