Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Terkadang Penumpang Bus Hanya Berucap "Aku Kudu Piye?"

Diperbarui: 11 Maret 2019   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Bis Malam (Sumber: nusantaramengaji.com)

"Fungsi awal kendaraan itu untuk mengantar ke tempat tujuan."

Itu, quote buatanku saja. Gegara banyak motivasi orang-orang memfungsikan kendaraan bukan lagi sekedar mengantar ke tempat tujuan. Tapi agar lebih cepat. Dulu ada ujaran "Biar Lambat Asal Selamat" ditukar menjadi "Biar Cepat dan Selamat". Akhirnya, memilih menginjak gas dalam-dalam. Resikonya? Terkadang selamat, tapi juga bercanda dengan maut, kan?

Bagi pemilik dan sopir kendaraan pribadi, motivasinya bisa saja tentang hitungan waktu dan biaya, atau bisa juga agar lebih cepat sampai di rumah. Dan segera menikmati istirahat.

Bagi pemilik dan sopir perusahaan kendaraan transportasi Umum. Tak hanya berhitungan tentang waktu, juga berdampak pada jumlah trayek atau rit. Tentu saja berakhir pada angka-angka pemasukan dan keuntungan, tah?

Terus penumpangnya bagaimana? Acapkali, hak-hak penumpang terabaikan. Bukankah selamat sampai tujuan, adalah hak penumpang? Ketika "perjanjian" melunasi harga tiket. Artinya pemilik kendaraan yang diwakili sopir mempunyai kewajiban untuk memenuhi hak penumpang, kan?

Ini versiku, ya? Itu hanya salah satu, yang terfikir saat aku mengantar anak. Memilih menaiki Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Dari Curup-Bengkulu menuju Kota Padang-Sumatera Barat. Hal yang belasan tahun, tak lagi kulakukan.

Perjalanan via darat yang menempuh 14 jam perjalanan itu, masih bisa ditemui hal-hal "ajaib" yang masih bertahan sejak belasan tahun lalu. Biarlah berbagi. Siapa tahu, ada yang pernah alami hal yang sama. Ahaaay..

Ilustrasi. tiket sama, perusahaan sama, tapi fasilitas dan kualitas layanan bisa berbeda (Sumber: poskota.com)

Harga Tiket Sama, Kualitas dan Fasilitas Layanan Belum Tentu Sama.

Jamaknya, calon penumpang transportasi Umum via darat, laut ataupun udara. Akan dihadapkan dengan tarif tiket, kan? Aku membeli dua tiket. merogoh kocek Rp. 235.000 untuk setiap lembar tiket dari Curup tujuan Padang. Mahal? Relatif, kan? Toh tak ada pilihan lain. Haha..

Normal, tah? Iya, kalau di urusan tiket. Terus bedanya? Saat berangkat, bisa jadi karena dapat bus yang baru. Senyum Awak bus yang ramah dan cekatan melayani penumpang. Aroma wangi penuhi tercium di dalam bus, AC berfungsi dengan baik. Di setiap bangku, ada selimut dan bantal kecil. Di dinding deret bangku penumpang, tersedia kabel charger untuk HP. 

Asyiknya, disediakan wifi gratis untul live streaming berbagai menu yang sudah disediakan oleh perusahaan. Tinggal memilih menu, menonton film berbagai genre, drama Korea, atau videoclip lagu-lagu Indonesia dan Mancanegara, lumayan untuk mengusir bosan, kan? Apatah lagi, kamar kecil pun mirip-mirip di hotel berbintang.  Hehe...

Karena itu, Saat pulang aku kembali percaya dengan bus yang sama. Dengan harga tiket yang sama. Yang terjadi? Berbanding lurus saat berangkat. Penumpang berhadapan dengan Awak Bus yang "serem", Aroma di dalam bus bercampur wangi kamar kecil, yang pintunya tak bisa terkunci rapat. Jaringan Wifi, colokan charger juga setelan AC tak lagi berfungsi. Masih untung, Selimut dan bantal kecilnya masih wangi. Haha..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline