Mahgrib sejak tadi usai. Aku dan Pipinx. Sudah di Bukit Surungan. Rumah kosan Athan dan Aren. Markas ketiga "Mpuanx Gank". Doyex, Tak bisa ikut. Aren masih bekerja. Jadi harus menunggu. Malam itu, Hanya bertiga. Athan sedang menyiapkan kopi. Pipinx sudah membuka buku Mustholah Hadits. Aku memegang buku yang sama, tapi masih tertutup. Spidol dan kalender bekas sudah dihadapanku. Tugasku setiap kali belajar bersama, membuat ikhtisar pelajaran. Ditulis besar-besar. Di kalender bekas, untuk dibaca dan didiskusikan.
Bagi anggota gank. Belajar bersama adalah ajang diskusi. Adu argumen. Tapi menghafal dan kesimpulan akhir, terserah masing-masing. Tak butuh waktu lama. Tak harus sepakat. Karena jargon gank adalah "Selalu sepakat, walau tak sepakat. Entahlah! Siapa yang memulai. Rumus all for one dan one for all, selalu dipakai.
Kopi buatan Athan. Sudah terhidang. Asap tipis masih mengepul. Kontras dengan udara dingin Padang Panjang. Di kaki Gunung Marapi dan Singgalang. Pipinx melihatku.
"Ada apa, Mpuanx?"
'Hah?"
"Kan? Dari tadi diam?"
"Hehe."
"Keluarga di kampung, sehat?"
"Hamdallah!"
"Terus, mikirkan apa?"
"Kemaren balik. Satu bus dengan Nunik!"