aku benci debu si pengganggu. menyusup ke dalam kelopak mata, bersemayam di dalam liang telinga. menguasai seluruh wajahku. dan, diamdiam mendekam di otakku.
gegara debu, otakku lebam ungu. tetiba,
aku muak membaca kotorankotoran aksara di linimasa.
aku muak mendengar kotorankotoran suara di layar kaca.
aku muak melihatmu menyimpan gerobak sampahmu padaku. hingga,
aku muak! saksikan aku dan cermin pun berdebu.
kaukah, penguasa sangkakala? peniup anginangin suci. pengusir debudebu yang menderu. agar pergi, tak lagi kembali. tak lagi ada cacimaki. dan memaksa, kunikmati kebenaran hakiki dengan suci hati.
bukankah kau pun berdebu?
Curup, 15.02.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H