Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Cerita Amin dan Mantra Jari

Diperbarui: 27 Januari 2019   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Aku ingin bercerita padamu. Kisahku pagi tadi. Aku baru saja matikan kontak motor di pangkalan. Tetiba Amin mendekatiku. tangannya ringan menyentuh bahuku. Tak ada senyuman.

"Abang tahu ada kecelakaan?"

"Hah! Kecelakaan apa? Kapan?  Di mana?"

Aku terkejut! Baru jam tujuh pagi. Aku pun,  belum dapat  penumpang. Amin sudah berikan berita buruk. Akh... Semoga, hariku tak buruk pula!

Kulepas helm. Menaruh diatas jok motor. Dan berjalan menuju bangku panjang. Sudah tiga tahun, aku menikmati jasa bangku tua itu. Aku segera duduk. Amin di sebelahku.

"Mobil sayur dan mobil pribadi, Bang! sebelum shubuh tadi. Di Simpang Kota Beringin!"

"Di situ lagi?"

"Iya!"

Jika kau pernah ke Kota Curup menuju Kepahiang. Duaratus meter sesudah Gerbang Batas Kabupaten Rejang Lebong-Kepahiang. Sesudah masjid, kau akan temui satu tikungan. Di sisi kanannya ada satu pohon beringin yang sudah tua. Kukira berusia ratusan tahun. Dengan dahan yang rendah menjuntai ke jalan. Pohon beringin itu, nyaris menyembunyikan area pemakaman umum. Akupun menduga, keberadaan pohon beringin itu menjadi asal muasal nama desa.

"Ada korban, Min?"

"Satu mati. Dua luka parah!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline