butir senjaku menyerah pada takdir duka. tiap sudutnya melukis bulir-bulir luka. membelai pipi malam, dan terhenti dalam genangan doa.
kabut pagi mengusik sebabkan duka, bias mentari sebabkan luka, dan kembali senjaku menyapa takdir. bermuara di sujud terakhir.
entah saga apa berbilang nyata. tak redam segaris jiwa menelisik titikNya. tak berai secarik asa memapah garisNya. tak usai pada tanya.
bila...?
Curup, 26.01.2019
Aksara Cinta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H