Lihat ke Halaman Asli

Renungan Tulisan Kurniawan TD "Jadilah Fatinistic Sejati"

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Lama sekali diri ini tidak lagi menulis disini. Ya setelah XFI berakhir saat itu pula diri ini berhenti menulis di sini. Saat itu penulis merasa cukuplah cerita tentang Fatin kuungkapkan dalam sebuah tulisan karena saat itu dalam diri penulis berfikir bahwa penulis tidak ingin terjebak dalam fuja-fuji berlebihan. Penulis sudah cukup menikmati indahnya keberhasilan Fatin menjadi juara, selebihnya tinggal melihat perkembangannya sambil meneruskan canda-tawa dan diskusi ringan dengan teman-teman fatinistic. Yah sebuah diskusi ringan sambil melihat alur perjalanan fatin dan Fatinistic selanjutnya sambil sesekali memberi masukan kepada teman-teman tentang bagaimana baiknya Fatin dan Fatinistic walaupun mungkin nggak pernah sampai ke Fatinnya.

Keseharian penulis isi dengan teman-teman Fatinistic yang sebagian besar adalah mereka yang dahulu berinteraksi dengan penullis di You Tube dan interaksi lanjutan itu terjadi baik di G+, Twitter dan juga Kompasiana. Penulis juga bertemu dengan beberapa teman Fatinistic baru dalam artian dulu nggak pernah ketemu di You Tube. Suasana itu sangat indah karena pertemanan itu seperti sebuah persaudaraan. Kita bercanda, berdiskusi, saling menghibur dan juga saling menasehati.

Dalam perkembangan selanjutnya penulis mencoba memilih banyak berdiam diri sambil melihat suasana yang ada walaupun tetap berdiskusi dengan beberapa teman Fatinistic.

Namun hari ini penulis seperti sebuah mesin lama yang kehabisan bahan bakar dan seketika tanki bahan bakar tersebut kembali terisi dan dinyalakan seketika itu pula dia berjalan. Penulis merasa ingin kembali menulis saat melihat postingan seorang Fatinistics disini. Postingan tersebut sebenarnya adalah sebuah tulisan  dari seorang Fatinistic lainnya yaitu Saudara Kurniawan TD yang berjudul “Jadilah Fatinistic Sejati” dan dikaitkan dengan suasana perkembangan Fatinistic yang penulis amati di media sosial yang ada. Semua seperti sebuah rangkaian yang saling terkait.

http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/09/03/jadilah-fatinistic-sejati-588348.html

Setelah penulis mencoba mengurai satu persatu isi tulisan tersebut dan dikaitkan dengan judul tulisan tersebut penulis mencoba untuk merangkai sebuah kesimpulan bahwa tulisan tersebut adalah sebuah rangkuman dari idealisme Fatinistic yang selama ini sering bersama-sama sering kita gaungkan baik di You tube, Twitter, G+ maupun tulisan di kompasiana. Adapun makna dari tulisan tersebut adalah sebuah nasihat untuk mengajak merenung bagi semua Fatinistic untuk melihat ke dalam diri masing-masing. Tulisan tersebut bukan sebagai sarana mencari identitas. Tulisan itu seperti mengingatkan bahwa janganlah kita mengaku bahwa kita adalah Fatinistic sejati dan yang lainnya tidak. Janganlah kita merasa lebih dari yang lain. Karena suatu sifat sejati itu bukan terwujud dalam kata-kata dan menunjuk kepada suatu sosok yang bisa mewakili secara real apalagi jika kita mencoba menunjuk kepada diri kita sendiri. Kesejatian itu sesungguhnya hanya sebuah pengingat kita untuk bersikap sebagai mana yang ada dalam isi tulisan itu dan mencegah kita untuk tidak menjadi sosok yang mengagung-agungkan diri kita sendiri.

Tulisan indah itu juga mengajak kita untuk tidak mencari-cari alasan untuk mencap orang lain bersalah atau bukan bagian dari Fatinistic. Tulisan itu sesungguhnya juga kritik bagi kita agar kita sadar bahwa semua yang telah berbuat untuk Fatin baik berupa sms untuk ngevote fatin, mendukung fatin di media sosial, tulisan-tulisan di kompasiana dan media lainnya bahkan sebuah do’a untuk fatinpun sudah masuk ke dalam ranah Fatinistic baik selama XFI berlangsung hingga sekarang. Janganlah pernah mengesampingan apa yang telah mereka perbuat hanya karena ketidaksejalanan yang kita rasakan.

Seorang Fatinistic yang selalu aktif mendukung kegiatan fatin dan fatinistic, fatinistic yang memberikan kritikan kepada Fatin dan Fatinistic lain dan bahkan Fatinistic yang seolah diam sekalipun mereka adalah Fatinistic. Karena sesungguhnya kita tidak pernah tahu persis apakah mereka sebenarnya diam dalam arti sesungguhnya atau memang karena kita tidak pernah tahu bahwa dia telah berbuat banyak untuk kemajuan Fatin dan Fatinistic. Kiranya bijak kita merenung kembali point demi point yang telah diuraikan dalam tulisan tersebut dan mari kita jadikan acuan kita tanpa perlu menyatakan bahwa “Akulah Fatinistic Sejati” karena kita berbuat sesungguhnya adalah bukan untuk apa-apa selain mengharapkan Ridho dari Allah SWT, Insya Allah, aamiiin Allahuma aamiiin.

Ketika tangan kananmu berbuat kebaikan

lakukanlah seakan-akan tangan kirimu tidak pernah mengetahuinya

Ketika kita berujar bahwa kitalah yang terbaik

Sesungguhnya kita telah menunjukkan kelemahan kita sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline