Lihat ke Halaman Asli

Berubah atau Dipaksa Berubah

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu kita menulis dengan mesin ketik,kini komputer.Mesin ketik sudah ketinggalan jaman. Dulu ketika handphone belum ada,bisnis wartel begitu mengiurkan dan orang berlomba-lomba membuka usaha wartel di setiap peleosok pemukiman,namun sekarang bisnis wartel menghilang karena hampir setiap orang sudah menggenggam HP ditangannya. Dulu kita mengenal negara Uni Sovyet,sekarang kita hanya mengenal Rusia dan beberapa negara pecahannya. Dulu kita mengenal China, sebagai negara komunis yang miskin dan terbelakang, kini China menjadi salah satu negara terkuat ekonominya.

Dulu, sampai  awal tahun 1998, kita tidak bisa membayangkan Suharto akan jatuh dengan begitu tragisnya,namun akhirnya ia jatuh juga, demikian pula dengan Husni Mubarak dan juga Moamar Khadafi yang begitu berkuasa,akhirnya harus lengser juga dengan tragisnya. Mungkin sebelumya,sangat minim pandangan yang memperkirakan mereka akan hilang kekuasaan dengan besarnya power yang mereka miliki.

Kenyataannya dunia berubah. Dan perubahan di dunia terjadi di semua hal, satu-satunya yang tidak berubah di alam semesta ini ialah sang pencipta,yang kekal abadi selamanya. Perubahan terjadi diwaktu lalu,kini dan dimasa yang akan datang, ketika perubahan terjadi pilihan manusia cuma dua melawannya atau mengikutinya dan mengambil manfaat dari perubahan itu. Mari kita bayangkan, andaikan seseorang wartawan, yang terbiasa dengan mesin ketiknya dan menolak untuk mengunakan komputer untuk menjalankan profesinya apa yang bisa kita bayangkan dengan nasib dan profesinya?.Ia akan frustasi dan habis karirnya. Ketika Suharto, dituntut mundur oleh rakyatnya, dan seandanyai ia menolak dan melawan perubahan yang diinginkan oleh rakyatnya, nasibnya mungkin akan sama setragis Khadafi yang tewas dibunuh rakyatnya sendiri.

Perubahan terjadi karena pengaruh dari berbagai faktor, didalam bidang teknologi perubahan yang terjadi karena tuntutan masyarakat yang terus-menerus menginginkan produk-produk handal yang dapat membantu aktivitas mereka dengan kecepatan yang tinggi dan kesempurnaan pelayananan. Perusahan-perusahaan yang tidak inovatif dan merespon keinginan konsumennya tentu akan mengalami kesulitan didalam mempertahankan usahanya. Pemimpin-pemimpin yang otoriter,sekarang harus berfikir 1000 kali untuk mempertahankan kekuasaannya, karena cepat atau lambat tuntutan demokrasi akan menerpa negaranya dan tidak satupun yang bisa bertahan dengan menolak atau melawan perubahan.

Berubah sebelum di paksa berubah

Karena perubahan selalu terjadi,kita harus mengantisipasinya. Jangan sampai perubahan malah membuat kita menjadi korbannya. Disini kita berbicara waktu. Kapan sebaiknya kita berubah?.Nasib Husni Mubarak dan muamar Khadafi,mungkin tidak setragis seperti saat ini, seandainya mereka pada saat sangat kuat,mulai merespon tuntutan-tuntutan rakyatnya secara perlahan dengan memberikan kelongaran-kelongaran berbicara dan berpendapat. Pada saat itu, tentu kekuasaan yang mereka miliki menjadi modal untuk mengarahkan kebebasan seperti apa yang mereka harapkan. Demikian juga sebuah organisasi, waktu terbaik mereka untuk merespon perubahan bukan pada saat organisasi tersebut sakit, tetapi pada saat sehat. Namun kebanyakan kita berusaha melakukan perubahan, ketika kondisi sedang sakit atau sedang menghadapi masalah dan kita dipaksa lingkungan untuk berubah. Pada saat kondisi kita atau organisasi kita sehat, kita biasanya terlelap dan merasa segala sesuatu dibawah kontrol dan tidak perlu ada perubahan. Pada saat sakit atau pun krisis, perubahan yang akan kita lakukan akan menjadi sulit. mengapa? Karena pada saat itu kita sudah kehilangan banyak hal; energi,dana,kepercayaan dan modal lainnya, sehingga kemungkinan untuk gagal menjadi sangat besar,kalaupun berhasil tentu potensi maksimal dari hasil yang diharapkan menjadi berkurang. Berbeda tentu ketika kita melakukan perubahan dengan diiringi kesadaran,ketika kita berubah tidak karena dipaksa,ketika kita ingin berubah pada saat segala sesuatunya sehat. Pada saat ini energi,tenaga sumber dana dan kepercayaan masih digengaman kita maka lebih mudah kita melakukan perubahan. Dalam kontek ini kata-kata lebih baik mencegah daripada mengobati sangat tepat dipakai untuk menjelaskan kapan waktu yang tepat kita harus melakukan perubahan.

Karena perubahan pasti terjadi,merespon perubahan dengan melakukan antisipasi didepan sangat diperlukan. Antisipasi itu harus dilakukan oleh manusia, organisasi dan negara. Kalau manusia ingin sehat, jangan sadar hanya pada saat sakit. Kalau organisasi ingin berkembang  perubahan harus terus  dilakukan, jangan hanya pada saat sedang mengalami krisis. Kalau sebuah negara ingin maju dan bermartabat, pemimpinnya haruslah pemimpin perubahan, yang melakukan perubahan bukan dengan paksaan rakyatnya tapi karena kesadarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline