Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah,
baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah mengolok-olok seorang pedagang es teh dalam sebuah acara. Peristiwa tersebut terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial. Dalam video tersebut, Gus Miftah melontarkan kata-kata yang tidak pantas kepada pedagang es teh tersebut di hadapan publik.
Tindakannya menuai kecaman dari warganet yang menuntut Gus Miftah untuk meminta maaf, tidak hanya kepada publik tetapi juga langsung kepada pedagang tersebut. Banyak yang menyoroti sikap Gus Miftah karena posisinya sebagai tokoh agama yang seharusnya menjadi teladan bagi banyak orang. Dalam video tersebut, Gus Miftah terdengar berkata, "Es tehmu isih akeh (masih banyak)? Ya, sana jual g*blok. Jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir."
Menanggapi kecaman tersebut, Gus Miftah telah menyampaikan permintaan maafnya. Ia mengakui bahwa dirinya sering bercanda dengan siapa saja dan menyatakan penyesalannya atas tindakan tersebut. "Dengan kerendahan hati, saya minta maaf atas kekhilafan saya. Saya memang sering bercanda dengan siapapun," ujarnya.
Tidak hanya itu, Gus Miftah juga berjanji untuk meminta maaf secara langsung kepada pedagang es teh tersebut dan berharap permohonan maafnya dapat diterima. "Maka waktu itu, atas candaan kepada yang bersangkutan, maka saya akan meminta maaf secara langsung. Mudah-mudahan, dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya," tambahnya.
Gus Miftah juga meminta maaf kepada masyarakat luas yang merasa terganggu dengan insiden tersebut dan mengakui bahwa peristiwa ini menjadi pelajaran berharga baginya. "Saya juga minta maaf atas kegaduhan ini, yang merasa terganggu dengan candaan saya, yang dinilai masyarakat berlebihan, untuk itu saya minta maaf," ucapnya.
Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa peristiwa tersebut akan menjadi momen introspeksi baginya, terutama untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat serta ketika berbicara di depan publik. "Ini akan menjadi pelajaran berharga bagi saya untuk lebih bijak dalam berbicara dan bertindak, terutama di hadapan publik," katanya.
Respons warganet terhadap permintaan maaf Gus Miftah bervariasi. Beberapa orang menerima permintaan maafnya dan mengapresiasi sikapnya yang mau mengakui kesalahan. Namun, tidak sedikit yang tetap mengkritik dan mengingatkan Gus Miftah tentang pentingnya menjaga sikap dan kata-kata sebagai seorang tokoh agama.
Insiden ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa kata-kata dan tindakan kita di depan publik dapat memiliki dampak yang besar. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua, termasuk Gus Miftah, untuk lebih berhati-hati dalam berbicara dan bertindak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H