Lihat ke Halaman Asli

Santri Oke: Teguh dengan Akidah tanpa Ketinggalan Zaman

Diperbarui: 20 Desember 2016   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Orang tua ingin memasukkan kamu ke sebuah pesantren, namun kamu masih ragu? Takut kebebasanmu terenggut dan merasa tidak betah di sana?

Menjadi santri enggak selalu identik dengan serius, kaku, dan ketinggalan zaman. Buktinya, sekarang banyak kok, pesantren yang bersentuhan dengan dunia (yang dianggap) modern.

Bukan berarti pesantren tradisional ada kurangnya, ya. Namun, mengingat remaja muslim Indonesia semakin kritis dan tidak cepat puas, maka pesantren pun harus mengikuti perubahan zaman.

Tentu saja, pesantren modern tidak berarti meninggalkan pendidikan agama dan moral. ‘Kan, yang namanya santri oke berarti tetap memegang teguh akidah tanpa harus ketinggalan zaman. Makanya, dalam pesantren juga ada mata pelajaran yang sama dengan sekolah umum, seperti: matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, teknologi dan informasi, hingga kegiatan ekstrakurikuler.

Ingin mencapai cita-citamu sebagai reporter, seperti Shila dalam film “Cahaya Cinta Pesantren”?Kenapa tidak? Jika saat ini kamu sudah menjadi seorang santri dan pesantrenmu punya klub jurnalistik, kenapa tidak bergabung saja? Kamu bisa dikirim untuk meliput berbagai kegiatan seputar pesantren, lalu tulisan dan foto-foto hasil jepretanmu bisa dipajang di mading(majalah dinding) sekolah.

Pesantrenmu punya lab komputer dan koneksi internet? Kenapa tidak bikin blog klub jurnalistik sekalian? Tidak hanya di lingkungan pesantren, semua kegiatan positif para santri juga bisa dipublikasikan di sana. Jadi, dunia luar bisa melihat bahwa para santri ternyata juga punya banyak kegiatan yang asyik, sama seperti remaja-remaja lain di sekolah umum.

Kata siapa para santri hanya berasal dari satu lingkungan yang sama? Belum tentu. Meski sesama muslim, mereka pasti berasal dari beragam latar belakang, entah itu ras maupun kelas sosial. Jadi, anggap saja hidup di pesantren sebagai latihan untuk hidup bermasyarakat nantinya.

Selain itu, terjalinnya ukhuwah Islamiyahatau persaudaraan di antara sesama Muslim juga semakin kuat. Tidak hanya saling bersaing dalam berbuat kebaikan, para santri juga sama-sama berjuang agar lebih maju dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Jadi, setelah lulus nanti, mereka diharapkan dapat menjadi generasi penerus yang mampu selaras dengan zaman, namun tetap berpegang teguh pada akidah.

Contoh Santri Oke:           

Ingin melihat salah satu contoh santri oke? Tonton saja film “Cahaya Cinta Pesantren”yang diproduksi oleh Full Frame Pictures dan disutradarai oleh Raymond Handaya. Kisah drama remaja komedi ini berlatar kehidupan para santri di pesantren, lengkap dengan suka-dukanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline