Lihat ke Halaman Asli

Opi

Mahasiswi Universitas Pamulang

Rahasia Dalang Wayang

Diperbarui: 15 Desember 2023   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ki Tri Bayu Santoso dalam pergelaran di Taman Budaya Jatim. Dok: cakdarusim.com

Dalam sebuah pementasan wayang, seringkali kita lihat ada seseorang yang menjadi pengatur jalan ceritanya dibalik kain putih yang sering kita sebut sebagai dalang. Asal usul kata dalang sendiri berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti "penggerak" atau "pemain", sederhananya kata dalang dapat diartikan sebagai seorang pemimpin atau pengendali dalam sebuah pertunjukkan wayang. 

Dalam sebuah pertunjukkan, dalang mempunyai peran yang penting karena selain menggerakkan wayang seorang dalang juga memberikan suara dan menceritakan cerita yang sedang dipentaskan dalam jangka waktu yang lama. Lancarnya sebuah pertunjukkan tentu melibatkan dalang yang mempunyai peran penting karena Sang Dalang diibaratkan sebagai personifikasi atau bayangan Tuhan, karena dalang lah yang menggerakkan kehidupan dalam cerita pagelaran wayang tersebut.

Pertunjukkan wayang bagi sebagian orang khususnya Jawa, merupakan sebuah pertunjukkan yang sakral maka dalam setiap pertunjukkannya haruslah lancar tanpa hambatan. Karena kesakralan itulah biasanya seseorang yang menjadi dalang adalah turun temurun dari keluarganya. Menjadi seorang dalang tentu banyak persiapan yang harus dilakukan, selain mempersiapkan hal-hal yang lahiriah akan tetapi yang berkaitan batiniyah pun dipersiapkan. 

Tentu kita semua pasti bertanya-tanya bagaimana caranya seorang dalang dapat terus bertahan pada posisinya dengan tidak pergi ke kamar mandi atau makan dalam waktu yang lama. Selain karena latihan yang mumpuni, biasanya sebelum pertunjukkan digelar seorang dalang mempunyai 'ritual' khususnya sendiri. Misalnya adalah ritual ruwat sebagai upaya 'buang sial'. Dalam ritual ruwat, seorang dalang harus menjalani puasa mutih (berpantangan makan minum kecuali air putih dan nasi) selama tiga hari. 

Selain itu, seorang dalang pun memiliki mantra khusus untuk menangkal gangguan tak kasat mata. Pengucapan mantra ini dilakukan selama masa persiapan hingga saat pertunjukan akan dimulai. Setidaknya, seorang dalang perlu mendaras lima macam mantra. 

Dalam mantra pertama dalang menyapa lelembut atau dhanyang yang ada di sekitarnya, dari situ dalang pun berjalan menuju area panggung. Sesampainya di panggung, ketika duduk di depan layar atau kain putih dalang pun mengucap mantra kedua yang ditujukan pada penonton yang sudah bersiap supaya tenang dan tidak beranjak pergi sebelum pagelaran usai. 

Lalu mantra ketiga dan keempat diucapkan bersusulan ketika dalang membetulkan blencong atau lampu minyak penerang layar dan saat dalang memukul kotak wayang pertama kali. 

Saat gending berbunya, dalang pun mengangkat gunungan di tengah layar yang kemudian diturunkan kembali. Cempurit (pegangan kayu) diletakkan di pangkuan, lalu ujung gunungan diletakkan di pinggir kotak sambil dipijit-pijit. Saat memijit gunungan itulah dalang mengucapan mantra pamungkas atau mantra kelima.

Mantra atau doa yang diucapkan dalang sejak awal pertunjukkan dapat menimbulkan kekuatan batin bagi seorang dalang sehingga mampu menuntaskan pertunjukkan wayang semalam suntuk, biasanya dimulai pukul 21.00 sampai 05.00. Dalam pagelaran wayang terdapat aturan supaya pertunjukkan itu tidak molor hingga fajar (karahinan) atau selesai sebelum waktunya (kebogelen).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline