Lihat ke Halaman Asli

Jumlah Populasi yang Meledak Tak Terkendali

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jumlah populasi yang meledak tak terkendali

Indonesia masuk peringkat ke-4 di dunia setelah Amerika serikat dengan jumlah penduduk terbanyak. Peringkat ini bukan menjadi kebanggaan tetapi menjadi masalah yang harus segera ditindaklanjuti. Indonesia sampai saat ini masih dikatakan sebagai Negara berkembang meskipun kekayaan alamnya sebenarnya bisa dikatakan terbaik di dunia. Tetapi karena kesejahteraan masyarakat nya yang kurang dan permaslahan ekonomi yang belum bisa diatasi secara maksimal. Jumlah angka pengangguran dan kemiskinan masih tinggi di banding Negara-negara tetangga yang lainnya.

Jumlah penduduk di indonesia masih menjadi pokok permasalahan yang perlu di tangani dengan serius. Karena mempengaruhi terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Permasalahan Penduduk Indonesia ibarat bom, jika meledak akan menghancurkan benda yang di sekitarnya. Dan ledakan itu pastinya tidak bisa dikendalikan. Maksutnya yaitu ketika jumlah penduduk meningkat dan tak bisa dikendalikan lagi maka akan menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. Yang berdampak sangat besar terhadap masyarakat social disekitar. Permasalahan itu diantaranya yaitu kepadatan penduduk yang berdampak pada pemerataan lapangan pekerjaan terkendala. Jika penduduk tidak mempunyai pekerjaan atau pengangguran maka akan berakibat terjadinya kemiskinan, tindak kejahatan atau criminal. Selanjutnya ketika penduduk semakin padat jelas akan terjadinya kemacetan pada akses jalan. Polusi udara, pencemaran air, pencemaran tanah semakin meningkat. Hal ini akan memicu terjadinya bencana alam seperti banjir karena saluran air yang tersumbat oleh sampah. Daerah resapan kurang karena tanah sudah tertutup dengan bangunan-bangunan besar seperti mall, perumahan, gedung-gedung perusahaan, sekolah dan lain-lain.

Pemerataan jumlah pendudukpun tidak teratur, kebanyakkan penduduk lebih memilih tinggal dikota-kota besar. Mereka beralasan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya, karena didesa kurang bisa menjanjikan. Kota-kota yang menjadi tujuan mereka adalah diantaranya Jakarta, Surabaya, Bandung, Jogjakarta, Malang. Mereka tidak hanya datang dari daerah di pulau jawa saja, tetapi juga ada yang datang dari luar jawa. Dan bahkan ada beberapa etnis luar negeri yang tinggal di Indonesia yang menguasai perekonomian Negara kita. Kemudian masalah angka kelahiran di Indonesia yang cukup tinggi juga menyebabkan permasalahan yang cukup mempengaruhi pertumbuhan Negara. Solusi pemerintah Indonesia yang mengadakan program KB hanya bisa dilakukan oleh orang yang berpendidikan. Tetapi bagi orang-orang pedalaman dan orang pinggiran yang kurang diperhatikan oleh pemertintah kebanyakan masih mempunyai angka kelahiran tinggi. Minimal 3 anak dari setiap kepala keluarga. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan masyarakat yang berada jauh dari kota. Karena anggapan mereka yang masih tradisional yaitu mereka beranggapan bahwa banyak akan banyak pula rezekinya. Pemikiran yang seperti itu harus segera dirubah. Pemerintah harus segera bertindak dengan pendekatan yang lebih bisa diterima.

Permasalahan populasi penduduk Indonesia sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang utama. Yang banyak menghambat pertumbuhan Negara dan kemajuan Negara. Untuk itu tidak hanya peran pemerintah saja yang membuat kebijakan-kebijakan. Tetapi diharapkan kerjasama darimasyarakat untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Agar tercipta kesejahteraan masyarakat Indonesia dan bisa menjadi Negara yang maju seperti Negara yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline