Belakangan ini istilah Inner child menjadi topik populer yang sering di bahas oleh banyak orang, terutama di media sosial. Orang-orang mengatakan seringkali mengaitkan setiap tindakan yang dirinya lakukan akibat dari Inner child yang terluka. Bahkan saat merasa kesepian pun mereka beranggapan bahwa itu adalah akibat dari Inner child. Namun, apa sih sebenarnya makna dari Inner child tersebut?
Apa itu inner child?
Inner child merupakan bagian dari diri kita yang disebabkan dari suatu peristiwa saat masih kecil yang kemudian berdampak pada saat kita dewasa, dengan kata lain Inner child merupakan bagian dari ego anak, bagaimana ia memperoleh pengalaman di masa kecilnya.
Inner child merupakan inti dari kepribadian seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil, dan hal tersebut dapat mempengaruhi pola pikir dan perilakunya. Seorang anak yang Inner child-nya terluka cenderung menampakkan masalah dengan perilaku yang mudah marah, sering berteriak, dan lebih membatasi dalam hubungan sosialnya.
Kurangnya pemahaman dan kesadaran orang tua akan kesehatan mental anak juga dapat memberikan dampak negatif saat anak berusia remaja. Jika seorang anak saat kecil banyak mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan, maka kemungkinan besar akan menimbulkan trauma pada anak tersebut.
Traumatik tersebut pun akhirnya menimbulkan luka batin yang membekas, sehingga membuat anak menjadi takut, enggan, dan cenderung membatasi diri dari lingkungan sosialnya. Traumatik inilah yang membentuk Inner child.
Bagaimana gejala awal dari Inner child?
Salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya Inner child, adalah terjadinya peristiwa negatif yang dialami oleh individu pada saat masih kecil, peristiwa tersebut dapat berupa bullying, kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya apresiasi terhadap anak, dan juga pola asuh keluarga yang disfungsional.
Gejala awal dari Inner child umumnya dapat dicirikan dengan adanya rasa sedih, marah, takut, dan rasa tidak nyaman dalam diri seseorang, kondisi ini disebabkan karena adanya perasaan trauma yang terus menerus disimpan.
Apabila hal ini terus berlanjut, seringkali akan ada sikap yang menonjol pada diri seseorang seperti sakit dalam jiwanya jika orang tersebut mengalami atau berada pada situasi yang sama, orang seperti ini kemungkinan besar akan sering menyalahkan dirinya sendiri walaupun bukan ia yang bersalah dan akan sulit merasa percaya pada orang lain bahkan kepada keluarganya sendiri, juga memiliki rasa khawatir yang berlebihan.
Seseorang yang memiliki Inner child negatif seringkali merasa insecure, haus akan kasih sayang, dan merasa dirinya tidak berharga. Hal tersebut akan terus tersimpan dalam diri seseorang yang akan berpengaruh juga ke dalam hubungan pertemanan, pernikahan dan juga hubungan pekerjaan.