Lihat ke Halaman Asli

zakiyah sapitri

Mahasiswa UIN Malang_Jurusan Akuntansi_kelas Akuntansi A

Bank Syari'ah Sebagai Solusi Terbaik Namun Tidak Diminati Masyarakat

Diperbarui: 1 Juni 2024   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Istilah bank tentunya sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Dan juga mungkin semua orang sudah tahu apa itu bank beserta fungsinya. Di Indonesia bank di bagi menjadi tiga yaitu bank central (pusat), bank umum (bank konvensional dan bank syari'ah) dan bank perkreditan rakyat dan bank perkreditan rakyat syariah (BPR dan BPRS). Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satu jenis bank diantara tiga tersebut yaitu bank syari'ah. 

Apa sih perbedaan dari bank konvensional dan bank syari'ah? Pada bank konvensional menggunakan prinsip sesuai dengan peraturan dan kesepakatan bersama. Sedangkan, pada bank syari'ah menggunakan prinsip-prinsip islam atau syari'ah. Pada saat ini, bank syari'ah dianggap sebagai solusi terbaik dalam persoalan atau permasalahan ekonomi. Bank syari'ah dianggap lebih tahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Sebagai contoh pada saat terjadinya kerusuhan pada tahun 1998 yang dimana pada saat itu terjadi krisis ekonomi yang disebabkan karena inflasi yang tinggi dan depresiasi nilai tukar rupiah yang tidak dapat dikendalikan, hal ini mengakibatkan banyak bank-bank tutup kecuali bank syariah. Bank syari'ah mampu bertahan disaat terjadi kerusuhan tersebut, bank syari'ah mampu menghadapi permasalahan yang dimana bank-bank lain tidak dapat menyelesaikannya. Contoh lainnya yaitu Covid-19 kemarin, pada saat itu terjadi krisis ekonomi yang diakibatkan karena adanya kebijakan pemerintah seperti pembatasan mobilitas, penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan adanya vaksinasi, dimana banyak karyawan yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan juga banyak UMKM yang tutup. Tetapi hanya bank syari'ah yang mampu menghadapi masalah tersebut, bank syari'ah banyak membantu nasabah-nasabahnya disaat terjadi krisis tersebut. Ada beberapa faktor mengapa bank syari'ah lebih bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi dibandingkan bank konvensional, diantaranya: 

1. bank syari'ah menggunakan prinsip keadilan dan transparan. Keadilan yang dimaksud yaitu bank syari'ah mampu mendistribusikan sumber daya dan kekayaan secara merata antara pihak bank dan nasabah. Sedangkan, transparan sendiri yaitu bank syari'ah mampu memberikan laporan keuangan secara terbuka dan berkesinambungan. 

2. Pada bank syari'ah menggunakan sistem bagi hasil pada setiap kinerjanya. Risiko pada bank syari'ah ditanggung secara bersama-sama oleh kedua pihak, sehingga ketika terjadinya krisis risiko tidak hanya menjadi beban pihak bank saja, melainkan pihak nasabah juga. 

Keunggulan tersebut seharusnya sudah menjadi poin lebih agar masyarakat lebih memilih bank syari'ah dibanding dengan bank konvensional. Tetapi, kebanyakan masyarakat lebih memilih bank konvensional daripada bank syari'ah. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi bank syari'ah dalam perkembangannya. Pasti ada faktor-faktor tersendiri mengapa bank konvensional lebih berkembang di masyarakat dibanding bank syari'ah, diantaranya:

1. Kurangnya literasi masyarakat mengenai pemahaman tentang bank syari'ah. Masih banyak masyarakat yang tidak mengenal bank syari'ah, mereka lebih familiar dengan bank konvensional dibanding bank syari'ah. 

2. Bank konvensional lebih mudah diakses dibandingkan bank syari'ah. Sekarang bank konvensional dapat ditemukan di mana-mana, bahkan sampai pelosok. Sedangkan bank syari'ah jarang ditemukan. 

3. Masyarakat lebih percaya kepada bank konvensional. Masyarakat lebih familiar dengan produk-produk bank konvensional, sehingga masyarakat lebih yakin dan percaya terhadap bank konvensional. 

Berdasarkan survei, ada sekitar 40 ℅ masyarakat Indonesia bahkan yang muslim lebih memilih bank konvensional. Mereka beranggapan bahwa tidak ada bedanya antara bank konvensional dan bank syari'ah dan seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat lebih familiar terhadap bank konvensional. Serta masih banyak masyarakat yang memandang bank syari'ah dengan perspektif negatif. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline