Surabaya, sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, terus menghadapi tantangan dalam menjaga keamanan warganya. Salah satu ancaman yang kian marak adalah kasus pencurian motor. Kejahatan ini menjadi momok bagi masyarakat karena tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga memengaruhi rasa aman di kota yang menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial ini.
Akhir-akhir ini, banyak kasus pencurian motor terjadi di Surabaya, yang membuat orang-orang di sekitarnya resah, terutama mahasiswa dan mahasiswi yang notabene anak rantau. Baru-baru ini, seorang mahasiswa Universitas Airlangga yang menjadi korban pencurian sepedah motor, tidak hanya sekali tetapi sudah beberapa kali kehilangan sepedah motornya. Sebagaimana dilaporkan oleh detik.com, dua motor mahasiswa Universitas Negeri Surabaya juga menjadi korban atas tindak kriminal ini.
Menurut data dari kepolisian, kasus pencurian motor di Surabaya menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Kawasan seperti Wonokromo, Kenjeran, dan Rungkut menjadi lokasi dengan laporan pencurian tertinggi. Pencurian motor biasanya terjadi pada malam hari dan pelaku sering menggunakan berbagai modus yang terorganisir, yang terkadang sulit diprediksi. Beberapa modus yang sering terjadi antara lain:
Kunci Tertinggal di Motor:
Pemilik motor sering lupa mencabut kunci. Hal ini dimanfaatkan oleh pencuri yang cepatt.
Pembobolan Kunci (Letter T)
Alat khusus seperti kunci T sering digunakan untuk membobol motor dalam beberapa detik. Di parkiran umum yang tidak banyak pengawasan, modus ini sering terjadi.
Berpura-pura sebagai Orang Sekitar: Untuk menghindari dicurigai, beberapa pencuri berpura-pura menjadi orang sekitar.
Pencurian di Tengah Malam:
Rumah-rumah yang tidak mem3. iliki keamanan tambahan sering menjadi sasaran pencuri, terutama saat pemilik tidur.
Mengincar Motor di Area Sepi