Pembaca (reader) adalah pembelajar sepanjang hayat. Mereka yang membaca adalah mereka yang mengabdikan dirinya untuk pengetahuan, pencari makna kehidupan, tempat alternatif menyembuhkan luka dan media membebaskan diri. Pada awalnya saya juga merupakan seorang reader yang sangat memuja buku-buku ber-genre tasawuf, perempuan dan sosial-budaya. Namun sejak 2016 saya menambah gelar sebagai seller di dunia perbukuan. GandrungBuku Yogyakarta adalah nama yang saya pilih untuk online book store yang saya harapkan dapat menjadi tempat pulang para pecandu buku lokal maupun mancanegara.
Ada banyak kebahagiaan yang saya dapatkan ketika menjadi penjual buku. Kebahagiaan tersebut bukan hanya secara finansial karena mampu menambah uang 'jajan' selama menjadi mahasiswa di Yogyakarta. Ada kebahagiaan lain yang diam-diam masuk pada ruang hampa hidup saya selama ini. Saya merasakan menjadi bermanfaat untuk orang lain ketika membaca respon positif dan kepuasan dari para reader. Saya merasa menjadi bagian dari perjuangan memudahkan akses bacaan bagi seluruh reader di penjuru dunia. Hal itu membangunkan semangat saya untuk melayani reader semaksimal mungkin. Bahkan pada awal merintis usaha ini, saya merelakan diri untuk menempuh perjalanan jauh menggunakan sepeda demi menemukan buku-buku yang diinginkan reader ke tempat atau kios-kios buku strategis. Tujuannya satu, memberikan kebahagiaan, meringankan tugas kuliah (mayoritas pelanggan saya adalah mahasiswa) dan membantu mereka mendapatkan 'kekasihnya'.
Dari buku saya menemukan kebahagiaan yang dapat dibagi untuk orang lain. Hidup tidak semata menerima namun juga memberi dan berbagi. Berbagi tidak harus uang atau barang namun juga rasa percaya, memberi ruang akses buku bacaan, diskon buku, promo buku dan free atau potongan ongkir. Bagaimana ketika seorang mahasiswa kebingungan mencari bahan untuk skripsi, saya mencoba membantu mereka menemukan buku-buku yang dibutuhkan.
Bagaimana ketika seorang lelaki ingin memberikan hadiah untuk wanitanya, kemudian dia meminta saya untuk mengirimkan buku tersebut sembari menuliskan puisi yang dirangkai untuk disertakan dalam paket. Bagaimana seorang pemuja rahasia atau seorang kawan yang tidak dapat hadir dalam pesta pernikahan, kemudian meminta saya untuk memilihkan buku sebagai kado di hari spesial. Bahkan yang paling berkesan adalah ketika saya diminta untuk memilih buku anak-anak yang dikirim ke beberapa daerah sebagai program menumbuhkan minat baca sejak dini. Luar biasa hidup sebagai penjual buku ketika dirinya mengabdikan diri untuk melayani kebahagiaan para reader.
Apa yang saya upayakan tentu ada campur tangan pihak lain. Tanpa adanya pihak ekspedisi, keinginan untuk berbagi kebahagiaan melalui buku tidak akan terwujud. Saya membutuhkan ekspedisi pengiriman yang kompeten, profesional dan loyal kepada para seller online shop. Sejak awal saya memilih JNE karena biaya nya yang murah dan dekat dengan lokasi kos saya di Jogja. Setiap datang ke kantor JNE saya merasa nyaman karena kantornya Full AC, disediakan permen, ATM untuk dipinjam seperti gunting atau selotip dan CS yang sangat ramah.
Kebetulan mbak CS merupakan reader dan juga menjadi salah satu pelanggan saya. Saya pun sering meminta bantuan CS untuk membantu cek ongkir, status pengiriman paket dan mengatasi kendala paket seperti salah alamat atau paket nyasar. Mereka dengan sabar dan cepat akan menolong meskipun saya termasuk customer yang cerewet dan mudah panik. Layanan JTR pada JNE juga memudahkan saya untuk mengirim paket Jumbo yang berisi puluhan buku. Biasanya saya mengirim paket jumbo ke beberapa pesantren dan perpustakaan di Jawa Timur atau Jawa Tengah. Sehingga lebih memudahkan akses bacaan untuk semua kalangan termasuk santri dan pelajar.
Di satu sisi, saya juga melihat ada hubungan yang unik antara saya, reader, buku dan kurir JNE. Beberapa reader beranggapan bahwa buku adalah pacar paling setia atau simbol kebebasan sebagaimana ungkapan Bung Hatta. Saya juga menemukan testimoni yang menyatakan reader senang karena buku mendarat dengan selamat untuk segera dijadikan teman bermalam minggu atau menjelang takbiran (kebetulan moment hari raya idul fitri).
Bahkan ada salah satu reader yang sangat tidak sabar untuk menantikan kedatangan bukunya seperti telah memendam rindu berabad lamanya. Hubungan reader dan buku sebagai kekasih atau pacar ini lah yang membuat saya menjadi seperti mak comblang. Tidak hanya saya, namun pihak JNE juga menjadi penghubung tersalurnya rasa rindu dan bahagia para reader setelah mendapatkan buku yang dicari selama ini. Khususnya pada buku langka yang kebetulan saya mempunyai stoknya. Sehingga muncul romantisme kebahagiaan antara kami (selller buku dan JNE) dan reader beserta 'kekasihnya' (buku-buku impian).
#jne #jne30tahun #connectinghappiness #30tahunbahagiabersama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H