Kalau bukan karena salah satu sahabat mengirimkan pesan tentang kabar penangkapan pesohor berinisial CW oleh aparat, tentu akan saya tuntaskan rasa penasaran terhadap 'Crash Landing On You'. Drama korea yang konon telah membuat para suami bersungut karena istri mereka terbius akan pesona Kapten Ri. Menurut beberapa penikmat drakor, komposisi romantisme dan komedi-nya diracik sangat pas. Air mata bisa dengan begitu saja bercucuran setelah cekikikan melihat Hyun Bin dan Son Ye Jin beradu peran. Duh!
Kembali ke CW atau yang lebih tenar dipanggil Keket, ini jelas menambah panjang daftar seleb yang berurusan dengan kepolisian. Ketika sebagian para artis atau apalah sebutannya berusaha membersihkan stigma Narkoba, kasus CW seolah menjadi adjustment bahwa memang demikianlah habitat mereka.
Seperti diberikan oleh media, CW ditangkap di kediamannya di Cinere, Depok, Jumat (17/7/2020) karena kepemilikan sabu dengan berat 0,43 gram dan 0,66 gram beserta alat hisapnya, tindak pidana dengan ancaman yang serius. Di depan para pewarta, Keket menyesali perbuatannya. Ia juga memohon maaf dan berjanji untuk tidak mengualnginya lagi. Aamiin.
Sebagai public figure, artis yang memiliki banyak penggemar memang dituntut sempurna. Bukan hanya soal penampilan tapi juga perilaku karena penggemar menjadikannya sebagai rujukan terlebih sorot kamera media selalu memantau gerak-geriknya.
Dari beberapa pengakuan pengguna, beberapa efek yang ditimbulkan Narkoba yaitu stimulan, merasa lebih gembira dan senang untuk sementara waktu, mengalami halusinasi dengan melihat atau merasakan sesuatu hal lain yang seharusnya tidak ada atau tidak nyata atau kondisi tak sadarkan diri, tenang dan tertidur seperti terbius. Mungkin sesuai dengan akar kata narkotika itu sendiri yang dalam bahasa Yunani yaitu narke atau narkam, yang artinya terbius.
Menurut Fredy BL. Tobing, perdagangan narkoba yang memiliki sasaran generasi muda adalah ancaman serius bagi generasi bangsa pada masa yang akan datang. Dalam tulisannya, Aktifitas Drugs Trafficking sebagai Isu Keamanan yang Mengancam Stabilitas Negara, selain berbahaya bagi kesehatan, narkoba dapat mengubah pergeseran nilai dan perubahan gaya hidup dengan kemampuan daya beli (purchasing power) generasi muda yang meningkat.
Eits, tapi tunggu dulu! Tidak semua anak muda memliki kecenderungan ke hal-hal yang negatif. Dunia usaha bahkan pemimpin-pemimpin daerah, sekarang diperankan oleh anak-anak muda.
Teranyar adalah majunya Gibran dalam perhelatan politik di Kota Solo. Sulung 32 tahun putera Presiden Joko Widodo ini resmi mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan berpasangan dengan Teguh Prakosa, kader PDIP yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Solo periode 2014-2019.
Layaknya dua sisi mata uang, keputusan itu mengundang pro dan kontra walupun Achmad Purnomo yang sebelumnya diajukan dan didukung oleh DPC PDIP Solo sudah legowo menerima keputusan tersebut.
Beberapa pengamat politik mengatakan Gibran dipasang untuk menang karena ini merupakan pertaruhan nama besar ayahnya. Oleh karena itu hampir sebagian besar partai politik termasuk Gerindra, Golkar mendukungnya. Bisa dipastikan Gibran tak ada lawan. Meskipun PKS mewacanakan akan mencalonkan kadernya untuk maju. Namun pencalonan mengharuskan PKS merangkul partai lain sebagai syarat. Lima kursi masih belum cukup PKS untuk bertarung melawan Gibran.
Calon tunggal dalam Pemilukada sebelumnya pernah terjadi di beberapa daerah. Sepanjang tahun 2018, berdasarkan catatan KPU, ada 13 Pemilukada dengan calon tunggal.