Lihat ke Halaman Asli

Zaki Nabiha

Suka membaca

Kepemimpinan Ugal-ugalan

Diperbarui: 26 Maret 2020   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Animal Farm dalam Animasi (istimewa)

Snowball dan Napoleon berhasil melakukan provokasi dan agitasi kepada penduduk Minor. Bukan hanya menggulingkan Tuan Jones, sang pemilik lahan pertanian, dwi tunggal pemimpin gerakan itu juga sukses mengusirnya. Euforia meledak di sudut-sudut kandang. Rezim baru telah dilahirkan.

Tapi, penduduk Minor harus menelan pil pahit. Dwi tunggal pemimpin rezim baru mulai tak seiring sejalan. Baik dalam sikap maupun gagasan. Janji-janji perbaikan revolusi masuk laci. Penduduk Minor disuguhkan gaya kepemimpinan yang ugal-ugalan.

Berebut pengaruh dan konflik pun pecah. Misalnya, beda pandang proyek pembangunan kincir angin. Napoleon tidak setuju walaupun dengan itu, Minor akan memasuki gerbang industrialisasi, gerbang menuju entitas yang maju. Konflik berlanjut dengan penangkapan Snowball yang dituduh sebagai pengkhianat.

Pun perlakuan rezim tersebut kepada penduduknya sangat buruk. Sehingga mempercepat rezim ambruk. Korbannya adalah Boxer. Ia bernasib malang, mati, disembelih dan dagingnya dilempar ke sekawanan anjing sebagai santapan.

Kisah itu bisa ditemukan pada novel Animal Farm karya George Orwell. Jurnalis sekaligus novelis yang memiliki nama asli Eric Arthur Blair. Secara satire, George Orwell menggambarkan bagaimana sekawanan binatang berhasil menumbangkan Tuan Jones yang otoriter tehadap penghuni lahan pertanian Minor. Snowball dan Napoleon, dua babi cerdas itu membentuk "Republik Binatang". Mereka menjadi pemimpin bukan hanya di tanah Britania Raya, latar novel, tapi juga seluruh dunia.

Otoriataran gaya baru dipertontonkan oleh Snowball dan Napoleon. Chaos dan anarki pemanandangan sehari-hari. Bahkan, Boxer, si kuda tua renta yang tak berdosa menjadi korbannya. Republik itu runtuh karena tatanan kehidupan yang berkembang adalah sifat-sifat kebinatangan, tanpa aturan.

Bukankah memang peradaban binatang jauh dibawah manusia?. Betul, tapi George Orwell mengingatkan bahwasannya, pada situasi dan kondisi tertentu, yang berlaku justru sebaliknya. Peradaban manusia bisa lebih buruk dari binatang. Lho, mengapa demikian?

Dalam teologi Islam hal ini disinggung pada ayat ke-159 surat Al A'raf. Padahal, manusia menurut Sayyid Qutub dalam  Tafsir Fi Zhilalil Qur'an ketika menafsirkan ayat ke-5 surat At-tin, "Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya," menerangkan bahwa sesungguhnya manusia memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah Swt. Keistimewaan ini terletak pada pembentukan fisik yang sangat cermat dan rumit, perangkat intelektualnya yang unik, dan spiritualitas yang mengagumkan.

Sayyd Qutub lebih lanjut menerangkan bahwa sisi spiritual ini yang bisa terpuruk ke tempat yang serendah-rendahnya, bila manusia menyimpang dari fitrah dan melenceng dari keimanan yang lurus dan sejajar dengannya. Oleh karena itu, peradaban unggul lahir dari entitas dengan kualitas spiritual dan kultural yang baik dan itu dimulai dari rumah. Karena itu, Work From Home (WFH) dan Home Learning (HL) selain sebagai ikhtiar antisipasi penyebaran Covid-19 semoga bisa dioptimalkan untuk memperkuat pondasi kultural dan spiritual.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline