Lihat ke Halaman Asli

Zaki Nabiha

Suka membaca

Bambang dan Maximus, sebuah Kesetiaan Tegak Lurus

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13542506281817208377

Darah itu Merah, Jenderal !”. Kalimat ini benar-benar ajaib. Saya tidak tahu melalui proses seperti apa Arifin C. Noer memproduk kalimat seperti itu. Namun, terlepas dari kontroversi yang terjadi, setiap kalimat ini terucap, asosiasi saya langsung meluncur kepada sebuah peristiwa besar,pengkhianatan. Pengkhianatan selalu menyisakan amis darah dan amarah yang selalu membuncah. Oleh karena itu, pengkhianatan jika tidak segera diberantas, ia akan menjelma bak bara yang akan melumat belantara rimba.

Seperti kemelut yang terus berlanjut di tubuh PSSI. Rumah besar yang menaungi persepakbolaan nasional ini kian kemari semakin sulit dimengerti. Orang-orang yang mengklaim memiliki kewenangan untuk mengurusi jenis olahraga yang paling digemari ini tak ubahnya seperti selebriti. Perbedaan cara pandang dan langkah membangun persepakbolaan nasional tidak ditempuh melalui jalan kekeluargaan tapi malah diumbar dengan cuap-cuap di media cetak dan digital. Ujung-ujungnya, reputasi dan citra persepakbolaan nasional terjun bebas bukan hanya ditingkat Asia, ditingkat Asia Tenggara pun kita terseok. Peristiwa ini jelas merugikan semua pihak terutama para pemain itu sendiri.

Mereka-mereka yang terus berseteru itu justru tidak memiliki sikap sportif dan kekanak-kanakan.Fakta adanya dualisme kepemimpinan sejatinya semakin menunjukkan betapa sikap hormat menghormati telah ditanggalkan di luar lapangan. Ia bukan lagi menjadi gaya permainan yang justru di belahan negara lain semakin dibudayakan.

Bagaimanapun, persepakbolaan nasional harus segera diselamatkan. Karena ia cukup ampuh untuk merangkul anak bangsa dalam satu ikatan kesatuan, nasionalisme. Nasionalisme yang kian hari kian tergerus oleh kepentingan golongan dan pemodal. Karenanya, kita bangga ketika seorang Bambang Pamungkas bergabung dalam Timnas AFF 2012. Keputusannya untuk kembali ber-jersey Garuda Merah patut diapresiasi. Kesetiaan yang harus terus ditularkan kepada para penerus kejayaan sepak bola nasional. Kesetiaan yang sama halnya telah Maximus lakukan walaupun ia harus membayar mahal. Maximus, Jenderal besar kepercayaan Kaisar Marcus Aerilius menyusuri jalan sunyi tanpa anak dan istri. Maximus akhirnya berjarak dan berseberangan dengan Commodus, seorang pangeran yang berwatak bebal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline