Lihat ke Halaman Asli

zakia khairunnisa

sebagai pelajar sekolah

Keganasan PKI pada Gerakan 30 September

Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Film G30SPKI merupakan sebuah film yang menceritakan tentang penculikan hingga pembunuhan pada tanggal 30 September 1965.

Film ini menampilkan tentang para TNI Perwira Angkatan Darat,ajudan,serta rakyat biasa yang menjadi korban pembantaian PKI atau yang lebih di kenal dengan Partai Komunis Indonesia.

Adegan pertama film ini menggambarkan sekelompok orang sebagai anggota PKI. Lalu sekelompok orang itu mengambil senjata seperti golok dan celurit untuk menyerang sejumlah orang yang tengah melakukan ibadah sholat jemaah di masjid.

Dalam film tersebut, diperlihatkan pada tanggal 30 September 1965 sekelompok tentara telah mengepung sebuah rumah di Jalan Hasanuddin 53, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Rumah itu dihuni oleh Brigadir Jenderal Donald Isaac Pandjaitan atau yang di kenal sebagai D.I Pandjaitan. Pandjaitan diminta untuk menemui Ir.Soekarno karena situasi darurat. D.I Pandjaitan sempat menuruti Perintah para anggota PKI.

D.I Pandjaitan meminta kepada anggota PKI untuk berdoa terlebih dahulu, namun karena terlalu lama D.I Pandjaitan ditembak oleh anggota PKI. Kematian tersebut dilihat langsung oleh keluarga D.I Pandjaitan karena kejadian tersebut terjadi di rumah mereka.

Pada saat akan di culik, Jenderal Abdul Harris Nasution atau yang dikenal sebagai A.H Nasution sempat melarikan diri dari anggota PKI, namun anaknya yang bernama Ade Irma Suryani terkena tembak oleh para PKI.

Kapten P.Tendean atau yang dikenal oleh Pierre Tendean Jenderal M.T Haryono dan beberapa jenderal yang lain bernasib sama. Mereka semua diculik lalu di siksa serta dibawa ke kamp Lubang Buaya yang berada di daerah Cipayung, Jakarta Timur.

Pesan moral yang dapat diambil dari Film G30SPKI adalah pentingnya untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa, waspada terhadap ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, serta harus menjungjung tinggi demokrasi dan kemanusian untuk mencegah terjadinya konflik berdarah.

Sumber:CNN Indonesia.Com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline