Lihat ke Halaman Asli

Catatan dari Bisnis Onlineshopku

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Online shop kini bagaikan pasar jamur di dunia maya. Asalkan punya akun FB, BB dan link para pedagang, sedetik kemudian bisnis sudah bisa dimulai. Jualan cara baru ini sangat menguntungkan bagi ibu rumah tangga seperti saya. Rasanya dengan dua anak balita tanpa baby sitter dan asisten rumah tangga, Online shop adalah solusi mencari nafkah tambahan. Berawal dari jualan batik dari toko mertua, pekerjaan ini ternyata menguntungkan. Lumayan bisa mengisi kantong Rp. 200rb-an dengan modal dengkul dan nol resiko. Ada yang pesan baju seragam kantor, seragam keluarga, seragam batik untuk pernikahan dan lainnya. Menyenangkan.

Pasar pun mulai berkembang. Tat kala fashion hijab - kiblat dunia fashion ala Dian Pelangi dan Ria Miranda dengan komunitas sisterhoodnya booming, juga merebak di Solo. Baju-baju fashion hijab menggoda naluri bisnis onlineshopku untuk ikutan menjamahnya. Bajunya cantik, uangnya pun manis.

Pajanglah foto di FB dan BB, dan wuzzzzzz order-order penuh menumpuk. Puji dan syukur kupanjatkan pada Yang Maha Pemberi Rejeki. Kebanyakan order berasal dari luar pulau Jawa, ongkos kirim ditanggung pembeli.Oia, ada peraturan tidak tertulis juga, transfer dulu ya baru barang akan dikirim.

Asik sekali melihat saldo di rekening. Setiap waktu jumlahnya berubah. Kalo di internet banking akan terlihat jumlah transaksi atau istilahnya omset penjualan. Wiii, serasa punya toko di dunia nyata (offline shop).

Tapi...

Ini tapinya, sekaligus tips untuk para penjual dan pembeli di onlineshop. Harus paham sekali dengan jenis bahan dari foto baju-baju yang dijajakan. Bahan katun misalnya, katun rayon, katun jepang, katun minyak, katun santung, katun paris. Satin velvet, satin silk. Ada juga macam-macam shifon, sapndex, jersey, kaos PE. Dan banyak lagi, lagi, lagi. Sehingga pembeli juga bisa membayangkan aslinya si foto yang dijajakan itu. Ketika baju sampai di tangan tidak akan kecewa. Setidaknya meminimalisirkan kekecewaan.

Harus kenal ukuran tubuh. Lingkar badan, lingkar pinggan dan panjang tubuh atau tinggi badan. Jangan percaya dengan size S, M, L atau XL. karena setiap konveksi atau penjahit punya ukuran yang beda-beda.  Pembeli juga harus menanyakan detail bajunya. Sah-sah saja. Trik ini juga bisa jadi tes untuk penjual yang benar-benar mengenal barang yang akan dijualnya. Banyak juga online shop yang menggunakan model dropship, atao tangan ketiga dan keempat, yang tidak pernah melihat atau menyentuh barang dagangannya.

Posisi dropshipper ini sangat riskan. Online shop yang beresiko tinggi. Seringkali pembeli komplain pada penjualnya karena barang yang diterima mengecewakan. Ada yang ukurannya 'ngantung', kebesaran, bahannya kualitas abal-abal, barangnya cacat dan lainnya. Nah, sebelum menjadi dropshipper tentu harus punya jaringan dengan penjual yang baik dan jujur.

Jujur dan kepercayaan adalah modal utama dalam jaringan bisnis online shop. Godaan untuk berbohong demi terjualnya barang sangat besar. Asal laku deh. Oh, tentu tidak. ekalinya terjebak pada kebohongan, maka mudah online shop akan tumbang. Pesan berantai bisa membunuh pelan-pelan. Dunia maya juga sama kejamnya dengan dunia nyata.

Bila kepercayaan sudah terpupuk. tentu saja pelanggan akan melakukan order berulang. pundi-pundi saldo semakin sejuk dipandang. Aamiin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline