Lihat ke Halaman Asli

(2) Darussalam to 'Darussalam' : Aceh dan Amerika Latin

Diperbarui: 19 Juni 2017   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

8 juni 2014. Asrama mahasiswa aceh Sabena Yogyakarta.


Seorang bule berkunjung. Yogya terkenal sebagai salahsatu destinasi wisata yang paling ramai dikunjungi di Indonesia selain Bandung, Jakarta dan Bali. Sudah bukan barang langka jika melihat wisatawan asing wara wiri di Yogya. Bahkan disini juga ada kampung khusus bagi orang-orang dari negara lain. Praworirataman namanya. Kembali ke Sabena, teman-teman berkumpul tanpa di komando. Bule itu seorang gadis. Dari Amerika Latin. Puerto Rico nama negaranya. Ada banyak kesamaan budaya antara Kita dengan Mereka. Terutama Kita 'Aceh' dan Kita 'Indonesia' pada umumnya. Seperti halnya Aceh, bangsa-bangsa di Amerika Selatan, yang berarti termasuk Puerto Rico, tempat asal bule ini, juga terkena dampak imperialisme 3G(Gold, Glory, Gospel) nya kebangkitan Eropa. Jika di Aceh, pernah singgah penjajah Portugis dan kompeni Belanda, maka disana kedatangan Spanyol.

Namun ada perbedaan besar. Di Aceh, Portugis harus angkat sauh dari selat Melaka diusir oleh laksamana wanita terhebat pertama di dunia(Malahayati). Sementara Belanda, walau berhasil mempertahankan kedudukannya 'hanya' di beberapa tempat di Aceh, Mereka tetap harus menahan malu karena dari seluruh daerah penjajahan di Indonesia, hanya di Aceh kompeni Belanda ditipu habis-habisan oleh Teuku Umar. Bukan sekali, bahkan dua kali. Kontras, karena Belanda berhasil memainkan politik tipu-tipuan(devide et impera) di wilayah jajahan di seluruh Indonesia, eh di Aceh Mereka justru kena tipu. Belum lagi jika menyebutkan bagaimana seluruh kekayaan jarahan Belanda di seluruh nusantara habis tergunakan untuk meredam semangat jihad prang sabi di Nanggroe Aceh Darussalam.Sebaliknya di Amerika Latin, adalah gadis-gadis seperti bule ini yang kini mendiami negeri Amerika Selatan itu. Dia sendiri mengaku bahwa dia bukan keturunan asli dari suku bangsa Puerto Rico yang menetap disana sejak dahulu. Bahasa asli Puerto Rico pun sudah punah di telan zaman. Gadis bule ini, bersama dengan sebagian besar warga lain menyandang gelar warga naturalisasi paling berhasil sepanjang zaman. Terkadang, Aku sangat bersyukur dapat hidup di tengah-tengah bangsa yang memegang kuat ajaran agama Islam yang menentang keras segala bentuk penjajahan. Seandainya saja Amerika Latin, seandainya saja Puerto Rico dan seandainya saja bagi orang-orang Indian, suku Inca serta Aborigin telah mengenal Islam yang kokoh bukan hanya sebagai agama saja melainkan juga sebagai instrumen pertahanan dari segala bentuk penjajahan, maka sekarang Mereka mungkin sedang bercanda tawa dengan keluarga Mereka, keluarga asli keturunan nenek moyang Mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline