Lihat ke Halaman Asli

Krisis Lo Gue End

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14165511682006230955

Alohaaa ... Waktu tulisan ini dibuat (malam tanggal 19 november 2014), tersebar berita bahwa empat orang mahasiswa ditangkap oleh polisi. Waawwww .... Aku paling takut ditangkap polisi. Hehe.

Jadi ceritanya, mahasiswa-mahasiswa itu melakukan demonstrasi di depan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Gak tau tuh kenapa sebabnya Mereka ditangkap. Biasanya sering kok teman-teman mahasiswa demo disitu tapi gak papa tuh, gak main tangkap-tangkapan. Ehhhh ... hehe.

[caption id="attachment_355350" align="aligncenter" width="565" caption="Demo BBM di Yogyakarta"][/caption]

Tapi yang pasti nih, itu tuh karena Mereka sedang demo kenaikan BBM (Bahan Bakar Mesin ya, bukan BlackBerry Messenger) yang baru di umumkan beberapa hari yang lalu oleh pemerintahan baru.

To the point. Jadi ni Aku mau nanya sama klean, kenapa ya BBM naik sementara banyak yang ngomong kalo harga minyak dunia sedang turun? Hayo ... Dijawab atuuuhhh ...     Kayaknyaaaa ... Ada hubungannya tuh dengan STABILITAS SISTEM KEUANGAN. Hehe. Alasan aja, biar tulisan ini bisa ikut lomba blog kompasiana featuring Bank Indonesia. Lumayan kan, kalo menang dapat 12 gram emas batangan murni. Beeeehhhh ...

Oke-oke, serius mode : ON. Nah, kembali ke pertanyaan diatas tadi. Kenapa sih harga minyak di Indonesia dengan di negara-negara lain beda-beda? Pernah perhatiin gak? Atau bagi Kamu-kamu yang ndak pernah perhatiin, coba deh lihat, banyak barang-barang di Indonesia tuh berbeda banget harganya dengan barang-barang di luar negeri. Atau gak usah jauh-jauh deh, coba aja nanya sama teman mu yang berasal dari daerah Indonesia timur. Berapa perbandingan harga-harga disini sama disana, pasti beda kan. Dan bedanya juga jauh ...

Nah-nah, bagi teman-teman Muslim (maaf ya yang bukan Muslim, dipinjam sebentar Muslim nya, hehe) pasti kenal kan dengan Rasulullah Muhammad? Pasti dong. Beliau hidup sekitaran 14 abad yang lalu. Nah, ada nih satu hadits (hadits adalah perkataan, perbuatan dan diamnya beliau) beliau yang mengatakan bahwa harga 1 dirham (satuan mata uang berbentuk emas) bisa membeli seekor kambing. Dan ternyata setelah 14 abad berlalu, eng ing eng ... Harga kambing masih saja 1 dirham saudara-saudara. Harga kambing itu sekitar 800.000 rupiahan. 1 Dirham juga sekitar 800.000 rupiahan.

O eM Gee. 14 abad meeennn ... Masih sama aja nilai mata uangnya. Perasaan waktu Aku masih di kelas nol besar (TK maksudnya men ... )dulu itu, harga satu dolar sama dengan 4000 rupiah, eh sekarang harga satu dolar naik turun jadi 10 rebu, 11, bahkan sempat 12 an rebu. Kira-kira kenapa ya? #BertanyaDalamHatiDagDigDugDhuerrr

[caption id="attachment_355351" align="aligncenter" width="450" caption="Dirham"]

14165512161869649939

[/caption]

Kalo emang gitu, berarti mata uang dinar ini yang paling stabil dalam sejarah kehidupan manusia dong, betul gak? Truz, kenapa ya, mata uang sekarang udah gak stabil lagi? Kalo aja ada masalah di negara mana gitu, pasti berdampak sama mata uang Rupiah Indonesia. Misalkan perang di Ukraina, konflik di Irak, atau ada krisis keuangan yang di hadapi sama Amerika dan Eropa.

Setelah browsing kesana-sini mendaki gunung, lewat di lembah, sungai mengalir indah ke samudera, bersama teman bertualang. Hehe. Sori-sori. Masa kecil gak bahagia ini. Akhirnya ketahuan deh, ternyata sebelum tahun 1971, Kita masyarakat dunia masih menggunakan emas (bahan logam yang sama dengan dirham) sebagai standar moneter internasional bro... Tapi, kemudian Kita masyarakat dunia harus bertumpu (bacanya : dipaksa bertumpu. Mungkin karena keadaan waktu itu kali ya. Atau karena ada pssttt pssttt psttt = Konspirasi Global) pada mata uang dolar Amerika.

Nah, disini nih masalahnya dimulai. Karena mata uang dolar Amerika dianggap sebagai mata uang yang paling stabil saat itu, maka kebanyakan negara di dunia (termasuk Indonesia ikutan nyemplung) menyimpan cadangan devisa negara, melakukan transaksi ekspor-impor internasional, perdagangan minyak sampai menggunakan alat transaksi jasa keuangan dengan dolar Amerika. Oootomaaatissss ... Kita terkungkung oleh dolar Amerika.

Masalahnya justru timbul kemudian men ... Kita dan sebagian negara-negara di Asia akhirnya merasakan pil pahitnya ketika tahun 1998. Masih ingat kan?

Kerusuhan dimana-mana

Harga bahan-bahan pokok naik menggila

Rakyat Indonesia diadu domba

Katanya dalang krisis adalah orang Cina

Puncaknya, Soeharto harus turun paksa

Oleh mahasiswa katanya biar Habibie saja

Karena, Habibie dan Ainun adalah film yang sedih luar biasa

Hahaha ... Jangan diambil hati ya ...

Cuma bercanda .... Haha

Wahhhh ... parah men. Sebagai informasi tambahan nih buat teman-teman, mata uang Rupiah Indonesia bersama dengan mata uang Baht Thailand saat itu memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap dolar Amerika. Nah, jadi ceritanya sebelum krisis 1998 terjadi di Indonesia, mata uang Baht Thailand melemah. Hasilnya, hanya dalam waktu tempo 20 hari saja, efek bola salju semakin membesar dan memukul Rupiah Indonesia dari hanya Rp. 4000/dolar Amerika naik sampai ke tingkat Rp. 17.000/dolar Amerika.

[caption id="attachment_355352" align="aligncenter" width="620" caption="1998"]

1416551247387516925

[/caption]

Tentunya keadaan ini membuat pemerintah Indonesia kelabakan dan terpukul sekali. Apalagi, waktu kerusuhan meletus di mana-mana di Indonesia, investor asing rame-rame angkat kaki dari Indonesia. Padahal, justru investor asing lah yang ber kontribusi terhadap perkembangan ekonomi Indonesia saat itu.

Pada akhirnya, pemerintah Indonesia kemudian berusaha memperbaiki keadaan dengan berhutang uang pada IMF(International Monetary Fund) dengan harapan bahwa akan mampu menarik investor asing untuk ber investasi kembali ke dalam Indonesia. Tapi, harapan kosong tersebut yang di hembuskan oleh Mafia Berkeley justru memperparah keadaan. Jadinya ni sob, Kita rakyat Indonesia (termasuk Aku dan Kamu) harus bisa membayar hutang yang terus menumpuk. Parahnya, hutang ini sampai sekarang setelah 16 tahun reformasi belum bisa terlunaskan. Bahkan, entah kapan hutang-hutang ini akan terlunaskan karena bunga yang terus meningkat pertahun.

Istilahnya kerennya : Debt Trap. Artinya, Indonesia harus berhutang lagi untuk membayar hutang yang lama. Makanya gak heran, kenapa coba bayi-bayi yang baru lahir di Indonesia nangisnya gede banget. Tau gak? Itu karena, baru lahir aja dia udah harus menanggung hutang Indonesia kepada negara lain. Hehe. Nih coba deh lihat pernyataan salahseorang mantan presiden Nigeria yang punya masalah yang sama dengan Kita :

“Uang yang Kami pinjam dari tahun 1985 sampai 1986 berkisar lima juta US dolar saja dan Kami telah mengembalikan pinjaman itu sekitar 16 juta US dolar. Tapi tetap saja Kami diingatkan bahwa Kami masih berhutang uang sebesar 28 juta US dolar. 28 juta US dolar itu muncul karena ketidakadilan dalam suku bunga kreditur asing. Jika ada yang bertanya apa hal yang paling buruk didunia, maka aku akan menunjuk bunga berganda”.

Ekonomi Syariah dan Krisis Global

Oke. Sampai sini udah ngerti sob? Oke, lanjut. Sampai tahapan ini, tanpa disadari Indonesia sudah terbawa arus perekonomian kapitalisme. Dengan bergabung dalam aktifitas ekonomi ini, susah bagi Indonesia untuk keluar dari hutang luar negeri dan bahkan krisis global itu sendiri. Ini yang banyak orang-orang bilang sebagai : NEO-IMPERIALISME. Penjajahan model baru.

Bayangin deh, Kita udah kerja pontang-panting semalam suntuk selama puluhan tahun, eh, nyatanya uang yang Kita hasilkan bukan untuk Kita nikmati sendiri. Uang itu justru secara esensi merupakan uang orang lain yang harus di setor segera kalau nggak mau hutang Kita semakin gede.

[caption id="attachment_355353" align="aligncenter" width="612" caption="ekonomi syariah"]

14165513011236598586

[/caption]

Pokoknya men, sedikit banyak poin yang ingin Aku utarakan disini adalah bahwa Indonesia harus mencari model aktifitas ekonomi baru yang tidak bergantung pada hutang-hutangan dan tahan banting nggak goyang gitu aja karena keadaan negara lain yang sedang gak karuan.

Nah, disini nih baru Kita mulai bicara tentang Ekonomi Syariah. Masih ingat kan, itu tuh sistem keuangan yang stabilnya minta ampiunnnn ... 14 abad berlalu tapi harga mata uangnya tetap sama juga. Tapi, sekali lagi Aku ingatin, mari tidak berbicara ekonomi syariah ini dengan alasan agama melainkan efektifitasnya dengan tujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia yang berdampak luas pada stabilitas negara.

Salahsatu instrumen paling penting dalam ekonomi syariah adalah Zakat. Zakat sendiri merupakan pilar rukun Islam ke-3. Itu artinya sob, zakat ini hukumnya wajib dibayarkan bagi yang beragama Islam. Gak banyak kok, Cuma 2,5% dari seluruh pendapatan beliau. Bandingkan deh dengan pajak negara, yang jenisnya buanyak minta ampun. Belum lagi persennya yang gila-gilaan.

Sebenarnya, zakat ini juga tidak berbeda jauh fungsinya dengan fungsi kerja Bank Indonesia. Yaitu menyalurkan kelebihan uang dari suatu tempat, ke tempat lain yang sedang membutuhkan(Informasi ini Aku dengar dari hasil nangkring Kompasiana di kantor Bank Indonesia Yogyakarta). Istilah dalam ekonomi syariah disebut sebagai menjamin pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan (growth and equity). Mantap kan? Kesimpulannya, Zakat menjamin kesejahteraan yang merata pada seluruh lapisan masyarakat, berbeda 180 derajat dengan sistem kapitalisme (yang sedang dianut Indonesia saat ini) yang menyebabkan orang kaya menjadi semakin kaya serta orang miskin menjadi semakin miskin.

Lanjut ke ekonomi syariah. Ada beberapa hal mendasar yang Kita perlu ketahui terlebih dahulu mengenai aktifitas ekonomi syariah ini sob, yaitu  :

1.Ekonomi syariah melarang mendapatkan keuntungan uang dari uang itu sendiri(piye iki?). Dalam sumber literatur Islam ini disebut degan riba. Kalo dalam istilah perbankan disebut dengan interest atau bunga. Ekonomi syariah melarang hal semacam mengambil bunga dari pinjaman yang diberikan sehingga tidak terjadi adanya spekulasi keuangan.

2.Ekonomi syariah juga melarang gharar (risiko atau ketidakpastian)

3.Ekonomi syariah melarang aktifitas keuangan dalam sektor yang terlarang/haram (seperti senjata, narkoba, alkohol, daging babi, dll)

4.Aktifitas ekonomi syariah menggunakan basis pembagian laba rugi, dan berbasis pada transaksi ekonomi yang nyata dengan melibatkan aset berwujud.

Hasilnya, disiplin yang diajarkan dalam nilai-nilai syariah ini memiliki satu tujuan yaitu untuk mengatasi risiko antara depositor dan peminjam. Risiko itu tuh men, yang kemudian menjadi salahsatu sumber instabilitas keuangan, yaitu : asymmetric information. Asimetri/ketidaksamaan informasi sendiri berarti suatu situasi dimana satu pihak yang terlibat dalam kesepakatan keuangan tidak memiliki informasi yang akurat dibanding pihak lain. Permasalahan asimetri informasi selanjutnya menyebabkan dua permasalahan pokok yakni adverse selection dan moral hazard.

Apa lagi tu adverse selection dan moral hazard? Adverse selection mengacu pada kegiatan pasar yang terjadi pada hasil yang tidak diinginkan ketika pembeli dan penjual memiliki ketidaksamaan informasi. Moral hazardatau perilaku jahat dalam ekonomi adalah tindakan pelaku ekonomi yang menimbulkan kemudharatan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Mulai Dari Diri Sendiri

Pun begitu, Indonesia nggak bisa gitu aja keluar dari sistem yang sudah ada men. Makanya, tugas lu pade semua, ya, sosialisasikan lah sistem keuangan ekonomi syariah ini sama keluarga, sama temen, pokoknya sama siapa aja. Bilang aja kalo sistem ini sudah teruji tahan banting selama 1400 tahun. Udah, gitu aja. Tapi, lagi-lagi harus ingat bahwa sebaiknya nggak bicara dengan alasan agama, tapi karena alasan universalitas dan efektifitas sistemnya.

Satu hal yang perlu kalian tau juga adalah stabilitas sistem keuangan itu sendiri memiliki beberapa peran penting. Diantaranya:

1.Surveillance (monitoring), yang berkaitan dengan “peramalan masa depan”. Dengan sistem keuangan dan peraturan-peraturan yang ada, bisa gak perekonomian Kita tahan banting di smack down sama krisis. Selama ini sih, terutama pada krisis global 2005 dan 2008, Indonesia termasuk tahan banting bahkan tidak terpengaruh. Nantinya gimana? Itu kudu di ramalin juga tuh.

2.Pembuatan Regulasi, yang kemudian sangat tergantung pada desain apa yang Kita buat sehingga kepentingan publik tidak teraniaya.

3.Crisis Management. Ini penting banget karena kalo ada krisis maka semua pihak harus mampu membantu dan bekerja sama. Semua harus tahu siapa berbuat apa, pada saat apa, bagaimana agendanya, dan bagaimana melakukannya. Semua pihak yang terkait harus bekerja sesuai protokol yang disebut sebagaicrisis management protocol

Tapi, stabilitas sistem keuangan (yang berarti juga stabilitas negara) juga bukan tugas aparat negara sendiri doang. Tapi juga jadi tugas sama-sama Kita yang harus dilakukan oleh seluruh anggota negara. Jadi, coba deh lakuin perilaku yang menopang stabilitas keuangan negara mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang paling kecil dan mulailah dari ..... SEKARANG!!!

Emang apa yang harus dilakuin? Baca poin-poin dibawah ini :

1.Melakukan penghematan otomatis

Hemat? Harus. Apalagi kalo belum ada tabungan darurat yang kalo ntar ada apa-apa bisa langsung dipakek. Coba buat satu sistem yang bisa maksa diri Kita sendiri untuk otomatis nyimpen duit. Sehari berapa kek, seribu juga boleh. Ntar, diakhir bulan coba liat deh, kira-kira berapa duit yang udah tersimpan. Pasti terkejut.

2.Kendalikan hasrat

Jangan banyak belanja deh. Makan, belanja, apalagi belanja online. Coba kendalikan sedikit-sedikit keingingan itu semua. Nanti pasti ada waktunya sendiri untuk menikmati kekayaan yang udah Kita tumpuk.

3.Evaluasi transaksi pengeluaran

Coba tantang diri sendiri selama satu bulan aja, untuk nyatet segala transaksi yang pernah dilakukan. Terus, renungin deh, kira-kira kita termasuk orang boros gak. Kalo iya, skip beberapa kebiasaan belanja yang gak penting banget dan gak urgent. Catat lagi noh transaksi bulanan berikutnya. Kira-kira ada perubahan gak? Gede gak?

4.Investasi masa depan

Walaupun masih muda, kudu mikirin truz rencana pensiun dari sekarang juga. Investasi yang Kita lakukan dari sekarang tu akan ngasih dampak yang saaaangat besar terhadap masa tua Kita. Lakukan apa aja untuk ber investasi. Yang paling penting, lakukanlah dari sekarang.

5.Jaga keluarga tetap aman

Langkah pertama untuk menjaga keluarga Kita tetap aman adalah dengan menabung. Sehingga kalo terjadi apa-apa, Kita ada cadangan uang. Kalo udah nikah dan punya anak, daftarin asuransi jiwa Mereka. Kalo bisa, daftarin juga asuransi-asuransi lain kayak asuransi rumah, mobil dan sebagainya. Terus, satu lagi : buat surat wasiat secepat mungkin.

6.Hutang? No way

Kalo punya kartu kredit, pinjaman pribadi, atau hutang-hutang dalam bentuk lain, cepat-cepat deh lunasin en buat rencana yang matang untuk gak lagi tergantung sama hutang-hutang itu di masa depan. Mungkin butuh waktu lama, tapi manfaatnya banyak banget.

7.Bayar tagihan bulanan secepatnya

Salahsatu kebiasaan yang baik adalah dengan membayar tagihan sesegera mungkin. Penting juga untuk ngaktifin sistem pembayaran tagihan yang otomatis diambil dari rekening bank Kita.

8.Banyak baca-baca tentang keuangan

Semakin Kita banyak baca tentang pengelolaan keuangan, semakin baik pula keuangan Kita

9.Cari cara-cara alternaitf lain untuk memperkaya diri

Lakukan apa yang lu bisa untuk memperkaya diri. Apa dengan kurangin hutang kek, tingkatin tabungan kek, atau tingkatin pendapatan. Semuanya sekaligus juga boleh.

Nah, udah tau kan cara menjaga stabilitas sistem keuangan. Terutama dari diri sendiri dulu. Trus, dah tau kan gimana cara jaga stabilitas sistem keuangan secara global dan apa sistem yang paling tepat. Kalo udah, ayo mari sama-sama busungkan dada dan kepalkan tangan ke langit seraya berteriak dengan lantang : KRISIS, LO GUE END!!! :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline