Lihat ke Halaman Asli

Zaki090203

Mahasiswa

Kesan dan Harapan untuk PT KAI

Diperbarui: 18 Oktober 2024   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KA Lodaya New Generation, tiba di Stasiun Yogyakarta. (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi) 

Berbicara mengenai perjalanan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), tentunya tidak dapat dilepaskan dari kisah masa lalu yang kelam saat transportasi kereta api khususnya kereta antar kota sangat tidak teratur dan kumuh karena keberadaan pedagang, preman,pengemis, dan praktik calo baik di Stasiun dan bahkan di dalam kereta. Akan tetapi hal itu mulai berubah drastis saat Ignasius Jonan mulai menjabat sebagai Direktur Utama PT KAI Pada tahun 2009, dimana beliau melarang keberadaan pedagang baik di dalam kereta dan di area stasiun demi meningkatkan pelayanan dan kenyamanan penumpang kereta. 

Bersamaan dengan kebijakan yang disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa kebijakan lain yang dibuat beliau  dimana kebijakan-kebijakan ini menandai titik balik PT KAI hingga berada di posisi saat ini (tentunya dalam artian yang positif). Misalnya seperti pembatasan tiket 1 kursi 1 penumpang, larangan merokok di dalam kereta, dan sistem boarding pass untuk memberantas calo. Semua kebijakan ini perlahan menaikkan citra PT KAI khususnya sarana transportasi kereta api menjadi moda transportasi yang aman dan nyaman.

Reformasi PT KAI yang diinisiasi oleh Ignasius Jonan tetap berlanjut hingga saat ini, meskipun telah mengalami pergantian kepempimpinan sebanyak dua kali, yaitu  Edi Sukmoro dan Didiek hartantyo x Kompasiana. Artikel ini akan lebih berfokus pada reformasi maupun peningkatan layanan yang dilakukan pada masa bapak Mendidiek Jadi Lebih Baik.

Sebagai mahasiswa yang berkuliah di Kota Bandung, penulis selalu menggunakan layanan KA Argo Parahyangan relasi Gambir⇌ Bandung karena lebih nyaman dan aman dibandingkan moda transportasi lainnya. Selain itu, penulis juga sering melakukan perjalanan ke Yogyakarta menggunakan KA Lodaya dan KA Bogowonto. Selama 2 tahun menjadi pengguna setia moda transportasi kereta api, penulis merasakan peningkatan layanan yang diberikan oleh PT KAI, baik di area Stasiun maupun di dalam kereta:

1. Penerapan Sistem Face Recognition Boarding

Sistem Face Recogniton Boarding digunakan pertama kali di Stasiun Bandung menjelang akhir tahun 2022. Sistem Boarding dengan scan wajah melalui kamera yang terpasang ini memungkinkan penumpang melakukan boarding tanpa harus menunjukkan e-boarding dan kartu identitas maupun mencetak tiket. Adanya sistem boarding dengan rekognisi/scan wajah membuat proses boarding lebih cepat dan mengurangi sampah yang dihasilkan dari boarding secara manual dengan mencetak tiket.

Saat ini (berdasarkan stasiun yang pernah dikunjungi penulis selain di Stasiun Bandung), Boarding denganrekognisi wajah telah tersedia setidaknya di Stasiun Gambir, Stasiun Bekasi, Stasiun Kiaracondong, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Semarang Tawang, dan Stasiun Solo Balapan. Tidak menutup kemungkinan akan ada lebih banyak Stasiun melayani boarding dengan rekognisi wajah kedepannya.

2. Fasilitas Water Station

Lagi-lagi, Stasiun Bandung menjadi stasiun pertama yang mendapatkan fasilitas ini (sekitar pertengahan tahun 2023). Dengan adanya fasilitas dispenser air minum (tentunya gratis), Penulis tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli air minum di stasiun sekaligus mengurangi sampah dari botol minuman dibeli.

berdasarkan pengalaman penulis, fasilitas water station telah tersedia setidaknya di semua stasiun yang disebutkan penulis di bagian pertama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline