Lihat ke Halaman Asli

Zakariya Prast

Orang kebanyakan

Merasa Setara di Hari Raya

Diperbarui: 10 Agustus 2019   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Photo : akangbagja.wordpress.com

Di pinggiran kota pada hari raya. Ada beberapa orang yang hanya menunggu jatah daging kurbannya saja tanpa tahu akan dimasak seperti apa.

Mereka tidak punya cukup uang, bahkan untuk sekedar membeli bumbu masakan.

Hanya menikmati keringat untuk tetap berfikir sehat setiap hari dan menyemai harapan semoga tahun depan keluarganya dapat berkurban.

Dalam hatinya ingin sekali menjadi mereka, kaya dan bisa saling memberi sesamanya.

Namun Pak, Bu ! hidup kadang hanya salah sangka saja, merekapun banyak yang tidak bersyukur dalam kenikmatan itu.

Kadang banyak pula yang memberi untuk sekedar membangun citra.

Setibanya jatah daging kurban itu ke rumah, bahagialah mereka, tetapi diiringi dengan perasaan bingung. Mungkin para penyair akan dengan mudah mengolah daging kurban itu menjadi puisi, tetapi beda dengan keluarga ini, mereka hanya ingin membuat keluarganya merasa setara dengan kebahagiaan keluarga lain di hari raya.

Si Ibu menyiapkan teh manis dan goreng singkong untuk disantap bersama terlebih dahulu, sementara si Bapaknya masih memikirkan mau dibuat apa daging-daging ini. 

Si Bapakpun teringat kepada bilah-bilah bambu yang ada di belakang rumahnya, lalu iapun memutuskan daging-daging itu untuk dibuat sate saja.  Tak banyak bicara lagi iapun langsung mengambil bambu-bambu itu untuk dijadikan tusukannya.

Kini giliran si Ibu yang bingung, mau dikasih bumbu apa daging-daging ini Pak ? -Tanyanya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline