Evaluasi lahan adalah proses penaksiran perilaku sumberdaya lahan apabila dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu, termasuk pelaksanaan survei dan interpretasi serta studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim, beserta aspekaspek lain untuk menentukan dan membantu suatu perbandingan terhadap kemungkinan berbagai penggunaan lahan yang dapat diterapkan untuk berbagai pilihan penggunaan tertentu (FAO, 1976).Adanya keragaman sifat-sifat tanah, topografi dan iklim dapat digunakan sebagai dasar pemilihan berbagai komoditas yang sesuai untuk dikembangkan di suatu wilayah. Selanjutnya, Menurut Baja (2012), kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu jenis lahan untuk penggunaan tertentu yang dinilai berdasarkan analisis kualitas lahan sehubungan dengan persyaratan suatu jenis penggunaan tertentu, sehingga kualitas yang sesuai akan memberikan nilai lahan atau kelas yang tinggi terhadap jenis penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan mempunyai berberapa tujuan yaitu mengidentifikasi, membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang akan dikembangkan dan menentukan nilai potensi suatu lahan (Hardjowigeno, 2003; Al-Vatia & Nugroho, 2019).
Sebelumnya apakah kita pernah mendengar tentang teori-teori pada suatu evaluasi sumber daya lahan ? definisi evaluasi sumber daya lahan? Kata evaluasi sumber daya lahan bagi seorang perencana pasti sudah tidak asing lagi. Ya, evaluasi sumber daya lahan merupakan sebuah proses penaksiran perilaku sumberdaya lahan apabila dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu, termasuk dalam pelaksanaan survey dan interpretasi serta studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim beserta aspek-aspek lainnya guna untuk menentukan dan membantu suatu penggunaan lahan yang akan digunakan dan diterapkan untuk berbagai pilihan penggunaan tertentu. Di dalam tulisan ini mari kita bahas tentang evaluasi lahan untuk pengembangan lahan perkebunan yang ada di Pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan. Di dalam tulisa ini mengarah ke tujuan guna untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan untuk beberapa jenis tanaman perkebunan, nanti akan dikaitkan dengan metode menurut pandangan perencana.
Pengembangan perkebunan di Pulau Bacan secara kualitas maupun secara kuantitas termasuk dalam kategori yang baik dan masih sangat dimungkinkan untuk dikembangkan lagi, terutama pengembangan dari sisi jumlah lahan produksi guna untuk menghasilkan yang lebih baik. Untuh menghasilkan sebuah informasi yang lebih spasial keseuaian lahan tersebut, diperlukan identifikai dan evaluasi potensi sumberdaya alam. Sub sektor perkebunan di Pulau Bacan sangat mempengaruhi pada perkonomian disana, sub sektor ini memberikan sebuah sumbangan yang sangat cukup besar bagi perekonomian di Kabupaten Halmahera Selatan terutama di Pulau Bacan maupun sampai ke kancah nasional dan sub sektor ini menjadikan sub sektor yang paling penting disana, mengingat semakin terbatasnya peranan minyal bumi yang selama ini merupakan suatu sumber devisa utama bagi Indonesia. Sub sektor perkebunan ini mempunyai keunggulan komperatif dibandingkan dengan seub sektor lainnya seperti non migas lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya lahan yang masih belum dimanfaatkan secara optimal dan masih berada pada kawasn dengan iklim yang menunjang dan dengan adanya tenaga kerja yang cukup tersedia dan melimpah sehingga secara kompetitif juga dapat dimanfaatkan.
Selain evaluasi sumber daya lahan juga tidak lepas dari kesesuaian lahan, kesesuaian lahan merupakan sebuah proses penilaian terhadap sumberdaya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Nanti hasilnya berupa arahan dan informasi tentang penggunaan lahan yang tepat sesuai dengan kondisi lahan yang ada. Kesesuaian lahan pada Pulau Bacan untuk tanaman sub sektor perkebunan yaitu seperti tanaman khusus yaitu panili, kelapa sawit, kelapa, kakao, pala dan cengkeh yang didasarkan oleh karakteristik lahan yang telah dijelaskan. Karakteristik lahan di Pulau Bacan didominan oleh penggunaan lahan sektor pertanian yang artinya dominan kawasan atau lahan yang ada di Pulau Bacan lebih cocok untuk lahan pertanian.
Berdasarkan hasil analisis penelitian kesesuaian lahan untuk tanaman panili di Pulau Bacan lebih menunjukkan bahwa tanaman panili masuk dalam kategori cukup sesuai (S2) yang artinya dari sisi kesesuaian lahannya tanaman panili dapat dikembangkan di Pulau Bacan. Dengan bermacam-macam factor yaitu pembatas suhu (tc), ketersediaan air (wa) ketersediaan oksigen (oa), media perakaran (rc), Ketersediaan hara (nr). Untuk tanaman kelapa sawit di Pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan menunjukkan tanaman kelapa sawit masuk dalam kategori cukup sesuai (S2) berdasarkan faktor pembatas ketersediaan air (wa) dan media perakaran (rc) untuk kedalaman tanah. Kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa di Pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan menunjukkan tanaman kelapa termasuk dalam kategori kelas kesesuaian lahan cukup sesuai (S2) dan yang menjadi faktor pembatas yaitu media perakaran (rc), Hasil analisa kesesuaian lahan untuk tanaman kakao di Pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan menunjukkan kesesuaian lahan untuk tanaman kakao termasuk dalam kategori sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatasketersediaan air (wa). Hasil analisa kesesuaian lahan untuk tanaman pala di Pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan termasuk dalam kategori kelas cukup sesuai (S2) dengan faktor pembatas ketersediaan air (wa), dan media perakaran (rc). Kesesuaian lahan untuk tanaman cengkeh di Pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan menunjukkan kesesuaian lahan termasuk dalam kategori kelas cukup sesuai (S2) dengan factor pembatas ketersediaan air (wa) dan media perakaran (rc).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H