Sudah hampir seabad pondok ini berdiri, Pondok Modern Darussalam Gontor yang lebih akrab dengan sebutan "Gontor" ini berlokasi di Ponorogo, Jawa Timur. Banyak alumni dari pondok ini yang berkiprah di ranah nasional hingga interasional. Sebut saja K.H Idham Chalid, K.H. Hasyim Muzadi, K.H Din Syamsuddin, Lukman Hakim Saifuddin, Hidayat Nur Wahid, hingga Ahmad Fuadi dan alumni lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Ada landasan filosofis tentang barokatologi yang seringkali diutarakan oleh K.H hasan Abdullah Sahal pada saat berpidato di depan para santrinya. Barokatologi maksudnya adalah ilmu keberkahan, karena berawal dari kata barokah (berkah). Berkah itu diambil dari bahasa Arab, yaitu yang bermakna " " yaitu berkembang dan bertambah baik. dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, berkah berarti karunia yang diberikan Tuhan kepada segenap makhluk-Nya. Barokatologi ini merupakan ilmu yang tidak dapat dijangkau oleh nalar oleh manusia.
Seringkali orang mengatakan "ngalap berkah" yang berarti mencari keberkahan. Boleh dibilang banyak sekali hal-hal kecil di dalam pondok yang tanpa disadari akan mendatangkan keberkahan bagi pelakunya. Banyak sekali kisah para alumni pesantren yang sukses karena faktor barokatologinya pondok pesantren.
Ada sebuah kisah tentang perjuangan seorang dai muda, ia bernama Ustadz Luqmanul Hakim yang sekarang mengasuh Pondok Munzalan Mubarakan Ashabulyamin di Kalimantan Barat. Saya masih ingat ketika menyampaikan materi seminar kepada dewan guru-guru junior di pondok semasa saya mengabdi. Dulu saat beliau nyantri di Gontor, ia pernah menjadi seorang pengurus bagian Penerangan yang kerjaannya adalah menggulung kabel, bergelut dengan barang-barang sound system, mengangkat barang-barang yang sangat berat hingga broadcasting di depan banyak santri setelah shalat maghrib. Hal itu beliau jalani dengan sepenuh hati dan meyakini sangat bahwa segala yang dilakukannya di pondok akan membuahkan hasil di masa mendatang. Mahfudzatnya ialah
" "
"Barang siapa yang menanam, ia akan memanennya"
Usaha tidak mengkhianati hasil. Karena sejatinya kesuksesan adalah sebuah proses. Tidak ada kata instan dalam kamus sukses. "No sweet without sweat". Sukses itu karena ada pergerakan. "Bergeraklah!! karena dalam pergerakan ada keberkahan". Begitu kata pak kyai Gontor kepada santri-santrinya. Hingga sekarang, ustadz Luqmanul Hakim sukses dan aktif dalam berbagai pengajian, seminar bahkan penceramah di televisi nasional.
Begitulah kiranya ilmu barokatologi jika sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Bagi kita yang tidak hidup di lingkungan pesantren, tidak ada salahnya jika kita mencontoh dan menerapkan ilmu barokatologi ala Gontor tersebut. Barokatologi akan datang jika kita mau bergerak. Ada sebuah landasan filosofis penyemangat yang sering di petuahkan oleh kyai dan asatidz ke para santrinya, yaitu
"Bergeraklah, karena dalam pergerakan itu terdapat keberkahan"
Para santri dituntut untuk selalu bergerak, dimanapun mereka berada, dan kapanpun itu, mereka harus bergerak. Karena dalam pergerakan nantinya, mereka akan menemukan jati dirinya sendiri. Bergerak untuk menuntut ilmu, bergerak untuk mengajarkan ilmu, bergerak untuk mencari nafkah. Esensi hidup ialah untuk selalu bergerak, karena hidup ini sangat dinamis. Sukses akan datang jika kita mau bergerak dan memulai. Imam Syafi'I dalam sayairnya berkata: