Lihat ke Halaman Asli

Sancaka

Kemerdekaan berfikir tanpa batasan dogma

Dan Akhirnya Dia Datang

Diperbarui: 16 Juni 2023   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Serasa sirna segunung beban yang selama ini menghimpit  di dada ku..perih sembilu yang senantiasa mengiris kalbu,hilang tanpa bekas,ketika sosok yang selalu kuimpikan,menjelma dalam nyata.Meski tak ada tutur sapa ataupun canda tawa,kehadiran nya mampu mengobati semua rasa sakit yang menggerogoti jiwa dan ragaku.

Kamu adalah dokter dan sekaligus obatku.Tak ada satu hal pun yang mampu menggantikan itu.Dalam diam mu saja,duniaku terasa penuh warna kehidupan.Secara lahir aku terlihat tenang,tapi dalam bathinku bergemuruh rasa suka cita,laksana sang merapi dengan magma nya,ketika dirimu datan.

Tak ada  kata yang bisa mewakili ungkapan rasa terima kasihku,terhadap Engkau Sang Permaisuri Hatiku.Atas segala rasa sayang,cinta dan kepercayaan yang masih ada untuk ku.Dan permohonan maaf setulus hati atas segala rasa sakit dan juga ketidak nyamanan yang mesti tercipta karena hadirku.

Ingin ku tak banyak,hanya berharap bisa menjaga dan membahagiakan mu dengan caraku.Dan setelah ini kita tetap bersama saling menguatkan,saling menyayangi penuh ketulusan.Dan bersama menghadapi aral melintang di jalan menuju cita2 kita.Biarlah hanya kita dan Tuhan yang tahu bagaimana kita memang saling membutuhkan dan tak mungkin bisa dipisahkan.Hingga tiba saatnya kita dipersatukan Nya dalam ikatan suci dengan cara yang di Ridhoi Nya.

Terimakasih untuk semua pengorbanan,kepercayaan,ketulusan yang telah engkau berikan..kan kujaga semua itu dengan segala ketulusan  dan kesungguhan hati...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline