Seorang empath adalah individu yang baik, mudah mengenali dan bisa merasakan emosi orang lain (empati afektif), mereka selalu hadir untuk menolong orang lain dan peka sekali dengan keadaan sekitarnya. Orang empath terlihat mudah dimanipulasi oleh dark triad atau para dark empath yang cenderung mencari keuntungan di atas penderitaan para empath. Namun para empath terkadang tidak menyadari bahwa yang datang padanya adalah seorang manipulator (machiavellianisme) atau bahkan Narcissistic personality disorder (NPD), dan psikopat, karena ketulusan hatinya maka ia selalu berpikiran positif kepada orang lain.
Sedangkan dark empath adalah seseorang yang memiliki kepekaan dan memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (empati kognitif) namun dihiasi oleh trauma yang dalam dan membuatnya menjadi seseorang yang jahat dan tidak bernurani. Dark empath cenderung melampiaskan trauma masa lalunya kepada orang-orang yang bahagia untuk bisa merasakan hal yang sama seperti yang pernah ia rasakan di masa lalu.
Maraknya kejahatan yang ada di sekitar kita, perlu diketahui bagaimana ciri dan pola para dark empath yang beredar di sekitar kita tanpa kita sadari. Mengapa seseorang menjadi dark empath?, siapa saja korbanya?, bagaimana cara mengenali dark empath?. Apa motif dibalik strategi para dark empath kepada korbannya?, berikut penjelasannya.
Penyebab Seseorang Menjadi Dark Empath
Pada awalnya seorang dark empath adalah empath yang memiliki kepekaan dan bisa merasakan emosi orang yang ada di sekitarnya, mudah bersedih, peka dengan kesulitan orang lain. Namun ia menyimpan luka batin yang sangat dalam dan merubahnya menjadi seseorang yang kejam dan bengis serta menghilangkan hati nuraninya agar tidak lagi merasakan kepedihan dalam batinnya dan hal tersebut merupakan cara ia untuk bahagia dan tidak lagi berada pada titik traumanya. Padahal, nurani yang ia hilangkan tidak merubah sisi traumanya dan akan tetap sama.
Dark empath memiliki trauma yang dalam dan tidak berusaha untuk mengobatinya. Ia tidak memiliki mental yang cukup kuat untuk menampung semua penderitaan yang dialaminya, pada akhirnya ia tutup nuraninya agar tidak lagi mengingat kesedihannya dan berujung pada upaya menyakiti orang lain sama seperti yang ia rasakan di masa kecil, atau di masa remajanya. Baginya menjadi orang baik adalah suatu kebodohan dan tidak menarik, menjadi orang yang jahat dan memanipulasi serta merendahkan orang lain adalah perbuatan yang mengasyikan baginya, mental yang semula sehat berubah menjadi kronis.
Ia bisa melihat persoalan orang lain dari sudut pandang orang tersebut namun ia tidak bisa merasakan emosinya, karena sisi nuraninya sudah tertutup. Ia hanya bisa berucap tetapi tidak bisa merasakan persis yang dialami orang yang sedang merasakannya dan bahkan cenderung mencari keuntungan dibalik kesulitan orang lain tersebut. Ia akan berada bersama dengan orang yang sedang mengalami persoalan besar itu dan mulai mencari cara untuk bisa mengorek keuntungan, contohnya ia mengetahui bahwa temannya sedang ribut dengan pasangannya lalu dark empath masuk sebagai seolah seorang "penolong" mendengarkan ceritanya dengan seksama dan seolah prihatin namun pasangannya didekati dan dihasud hingga benar-benar berpisah.
Ia akan keluar sebagai "pemenang" di dua sisi, satu sisi sebagai "pendengar yang baik" dan sisi lain "berhasil menghancurkan" hubungan temannya tersebut dan menurutnya hal ini merupakan prestasi dan memiliki kepuasan tersendiri telah berhasil menghancurkan kebahagiaan orang yang bahagia. Dark empath melakukan itu karena ia tidak memiliki cerita yang bahagia di dalam kehidupannya dan memilih menjadi orang yang tidak bernurani agar bisa merasa bahagia. Penderitaan orang lain adalah kebahagiaan bagi dark empath.
Siapa Korban Dark Empath?
Dark empath adalah sang empath yang telah berubah menjadi sosok yang memiliki kepribadian yang mengerikan karena mental yang tercabik-cabik dan sangat lemah sehingga membalaskan rasa sakit hatinya kepada orang yang tidak bersalah. Siapa saja korban dark empath?, tentu saja para empath. Dark empath mempunyai kedengkian yang sangat tinggi, tidak bisa melihat orang lain bahagia, baginya orang bahagia harus dihancurkan. Sedangkan para empath mudah merasa bahagia, karena empath mudah bersyukur dan memiliki hati yang murni, tidak pernah iri dan dengki kepada orang lain.