Lihat ke Halaman Asli

Zairiyah kaoy

TERVERIFIKASI

Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Melawan Rasa Takut dengan Logika

Diperbarui: 15 Juli 2021   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perasaan takut dan cemas di tengah pandemi (Sumber: Pexels/Liza Summer)

Pernahkah kita mendengar ada energi yang dapat membunuh manusia? Tentu tidak. 

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa energi adalah sesuatu yang abstrak, tidak berbau dan tidak terlihat namun dapat dirasakan. Secara logika manusia, energi tidak dapat melakukan apapun terhadap nyawa manusia.

Pada saat energi digerakan dan diarahkan, maka energi tersebut dapat difungsikan sesuai dengan keinginan manusia. Contoh energi listrik, energi air, energi angin, energi panas bumi, dan lain sebagainya.

Dengan tidak adanya bentuk, pada awalnya ini membuat manusia tidak mengenali seperti apa energi. Lalu manusia tidak menyadari energi murni dapat dengan sengaja diakses ke dalam pikiran dan membuat persoalan dalam kehidupannya.

Energi yang tidak disadari tersebut adalah pikiran. Di mana manusia dengan sengaja mengakses energi tersebut untuk merusak dirinya sendiri, seperti informasi yang mengerikan dan menimbulkan rasa ketakutan. Ketakutan ini mendera manusia hingga membuatnya mendapatkan banyak keluhan di kemudian hari.

Mengapa kita dengan sengaja mengakses energi tersebut agar menggerogoti pikiran dan perasaan? Apa yang membuat manusia cenderung melakukan hal berulang? Seberapa penting logika untuk menangkal energi tidak baik menyusup ke dalam pikiran? Berikut penjelasannya...

Mengakses Energi Dengan Sengaja Masuk Ke dalam Pikiran

Mengetahui karena memiliki ilmu pengetahuan dalam bidang yang diketahui, penting sekali bagi setiap individu mengetahui banyak ilmu agar dapat membedakan kebenaran dengan berita palsu. 

Banyak referensi ilmu pengetahuan merupakan cara logika bekerja secara efektif. Tidak hanya sekali mendengar langsung percaya tanpa dicerna terlebih dahulu.

Mengakses informasi dengan sengaja karena ingin mengetahui dan didorong dengan rasa penasaran yang tinggi terhadap informasi terkini dapat mengakibatkan peningkatan emosi lanjutan, apakah emosi tersebut negatif atau positif, tergantung dari keinginan individu tersebut. Dampak yang dapat terjadi setelahnya sesuai dengan tingkat fokus individu tersebut dalam mencerna informasi.

Ketika manusia mendengar tentang informasi, otak kritikal seketika menolak informasi tersebut ketika ada ilmu pengetahuan di dalam pikiran individunya. Maka akan terjadi penganalisisan informasi yang didapatkan, frekuensi otak meningkat, dan terjadilah penolakan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline