Lihat ke Halaman Asli

Zairiyah kaoy

TERVERIFIKASI

Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Mengalami Stres atau Kurang Ide? Berarti Kamu Kekurangan Hormon Ini

Diperbarui: 3 Juni 2021   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

photo created by wayhomestudio (freepik.com)

Umumnya manusia sering membiarkan perasaan tidak bahagia mendera keseharian hingga ujung usianya. Mengapa begitu penting perasaan bahagia ini hingga sering didengungkan berkali-kali pada moment tertentu dan pada kegiatan atau acara yang berhubungan dengan psikis manusia. Kebahagiaan sangat berperan dalam menanggulangi banyak hal dalam hidup.

Kebahagiaan berasal dari produksi hormon di dalam tubuh, dapat distimulasi dengan teknik tertentu atau menciptakan suasananya agar hormon tersebut terproduksi dan mengaliri seluruh tubuh manusia.

Hormon oksitosin, bukan saja sebagai pencetus kontraksi pada saat akan melahirkan, melancarkan ASI, tapi juga sebagai pencipta rasa cinta kepada anak, suami, istri, dan orang lain, penghalau stress dan depresi bahkan dapat mencetuskan ide kreatif.

Hormon yang dihasilkan dari kelenjar pituitary yang ada di dalam otak merupakan happy chemicals. Bahan kimia otak tersebut adalah dopamin, oksitosin, serotonin dan endorphin.

Empat hormon bahagia ini wajib mengaliri tubuh manusia agar manusia dapat memotivasi diri, meningkatkan kekebalan tubuh, terhindar dari stress dan depresi, berpikir positif, menghilangkan rasa sakit secara alami dan menemukan banyak ide dalam hidupnya.

Bila manusia mudah mengalami stress hingga depresi, maka orang tersebut dapat dikatakan kurang mendapat suplai hormon oksitosin dari otaknya keseluruh tubuh. Tidak mampu mencerna banyak hal lebih dalam dan kurangnya ide serta inovasi. Ide yang selalu terhalang dan terbatas dari dalam pikiran sehingga membuat mereka meninggalkan ide yang ada dan cenderung stress, tidak mudah merasakan kebahagiaan.

Hormon Oksitosin

Reaksi hormon Oksitosin atau hormon cinta ini sering kita rasakan dalam keseharian, pada saat sang ibu atau ayah merasakan kasih dan sayang kepada buah hatinya. Sang ibu memasak makanan kesukaan anak atau bahkan bagaimana bunda berusaha dengan keras agar anak-anaknya mendapatkan apa yang diinginkannya dalam hal yang positif.

Demikian pula dengan ayah akan menyayangi anak dengan mencari cara agar anak-anaknya sukses dengan pola seorang ayah.

Pola individu dalam menciptakan kebahagian untuk keluarganya tersebut dapat menstimulasi otak agar memproduksi hormon oksitosin ini. Tidak selalu berteriak dan marah kepada orang sekitarnya, tidak saja orang lain yang mendapatkan hal negatif dari kurangnya terproduksi hormon ini dirinya tapi juga membuat orang yang marah tersebut mengalami hal yang sama.

Pada saat manusia mendapatkan suplai yang baik dari hormon oksitosin dari otaknya, maka orang tersebut mudah untuk mendapatkan kecerdasannya dan mengembangkan potensi yang ada di dirinya. Datangnya ide karena rasa kasih dan sayang pada sekitarnya. Mudah menciptakan gagasan dalam kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline