Manusia memiliki kecerdasan majemuk atau multiple intelligences pada dirinya dan kecerdasan majemuk ini dapat dimiliki 2-5 bagian kecerdasan pada tiap-tiap manusia. Sering disebut juga dengan bakat bawaan sejak lahir yang berasal dari otaknya sendiri. Bakat ini dapat dipelajari namun hanya mampu mendekati hingga 40%nya saja.
Beda sekali dengan bakat (bawaan lahir), tanpa belajar mereka akan secara otomatis menunjukan kelebihan-kelebihan sesuai dengan kategori kecerdasan majemuk tersebut. Potensi diri ini dapat tercetus tiba-tiba atau dalam keadaan yang mendesak dan bisa juga muncul secara intens. Untuk dapat mengetahui atau mengembangkannya dapat dengan memberikan tes kepada diri sendiri atau kepada anak-anak.
Namun biasanya dapat terlihat ketika masa kanak-kanak dengan mengamati kebiasaan mereka dalam kesehariannya. Kecerdasan tersebut dapat dikembangkan dan dapat memberi manfaat pada dirinya dan orang lain. Mengikutkan mereka kepada aktifitas yang berhubungan dengan kecerdasannya dapat mengoptimalkan potensi diri lebih menonjol daripada yang tidak berhubungan dengan bakatnya.
Kecerdasan majemuk ini dicetuskan oleh tokoh pendidikan dan psikologi, Howard Gardner, dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: Teori Multiple Intelligence pada tahun 1983. Mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan memecahkan masalah dan menciptakan. Terdapat 8 jenis kecerdasan manusia:
1. Bahasa atau linguistic. Kecerdasan di bidang Bahasa dan kemampuan kata-kata, senang membaca dan menulis, memiliki banyak kosa kata.
2. Logika Matematis. Kemampuan untuk menghitung, mengukur dan rumus-rumus, bergantung dengan penalaran logika dan senang dengan ilmu pasti.
3. Intrapersonal. Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan mengetahui batasan-batasan dirinya, faham dengan situasi diri sendiri, mampu memotivasi diri sendiri dan menggapai tujuan hidupnya.
4. Kecerdasan interpersonal. Kemampuan memberikan motivasi dan memahami orang lain, mereka mampu membedakan suasana hati dan perasaan orang lain dan mampu membaca gestur seseorang.
5. Visual spasial. Kecerdasan ini mengandalkan penglihatan, mampu memahami bangun tiga dimensi dan ruang secara cepat dan peka terhadap warna, garis dan mampu menyampaikan ide yang ada dikepalanya.
6. Kinestetik. Kecerdasan yang berhubungan dengan rasa dan sentuhan, mudah merasakan sesuatu. Mereka mengandalkan insting dan nalurinya untuk dapat memahami banyak hal, kreatif dan mampu mengembangkan sesuatu dari satu bentuk kebentuk lain.