Manusia selalu melihat dan menilai sesuatu berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Ada yang negatif dan positif. Ketika manusia melihatnya dari sudut pandang yang positif maka hasilnya akan positif begitu juga sebaliknya.
Sering terdengar kasak kusuk di belakang, bahwa perempuan yang berprofesi atau berkarir terkesan sombong,tidak mampu, tidak peduli dengan keluarga, sok wanita karier, sok hebat, sok pintar, dsb. Stigma ini berasal dari sudut pandang yang negatif. Namun ketika kasak kusuknya berisi "dia membantu keluarganya, dia menolong suaminya, dia meringankan beban keluarganya, dia wanita yang peka dengan kebutuhan hidup anak-anaknya,dll", maka kasak kusuk akan terhenti berubah menjadi kata pujian.
Kasak kusuk ini dapat menghentikan minat seseorang terhadap pekerjaannya dan membuat kehidupan orang lain menjadi sedikit terancam karena sikap sosial. Dapat mempengaruhi jalan pikiran orang-orang terkait hingga orang tersebut benar-benar berhenti dan tidak memiliki profesi lagi. Cara individu menghentikan semangat kerja seseorang memang sangat mengerikan.
Stereotipe ini membuat Indonesia menjadi kekurangan tenaga wanita yang berprofesi penting seperti peneliti, paramedik, astronot, sutradara, bahkan menteri, dll. Stigma profesi wanita hanya berhenti pada pekerjaan rumah, mengurus anak, masak, beberes rumah dan melayani suami (diskriminatif). Cara masyarakatpun akan berbeda memperlakukan dua profesi ini (wanita karir dan ibu rumah tangga).
Tidak ada yang salah dengan perempuan yang bekerja sesuai keahliannya. Membantu perekonomian keluarganya terlebih disaat pandemi seperti sekarang ini. Masyarakat cenderung cemburu dengan para wanita yang berprofesi sehingga memberikan stempel negatif dan selalu menemukan kesalahannya, sebenarnya apa yang disebut profesi?.
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus. Dikaitkan dengan kode etik, sertifikasi dan lisensi pada suatu bidang tertentu. Profesi ini didapatkan melalui pendidikan akademik dan non akademik beda dengan bekerja biasa dirumah atau berwirausaha.
Wanita yang Berkarir
Wanita yang bekerja sesuai profesi memang sangat dituntut eksistensinya sehingga membuat mereka seolah kekurangan waktu untuk keluarganya. Alangkah baiknya semua dipertimbangkan dan dibicarakan sebelum menikah dan dimasukan sebagai prasyarat pernikahan. Apakah tetap boleh bekerja setelah menikah atau harus berhenti, karena bila tidak ada persyaratan tertulis pengaruh apapun akan mudah memasuki kehidupan rumah tangga setelahnya.
Perempuan terkadang dianggap tidak kompeten menjalankan tugasnya dalam profesi yang banyak digeluti oleh para pria seperti Pilot, Wara, Arsitek, Pemadam kebakaran, pekerja konstruksi, astronot, Polwan, dll. Menganggap bahwa perempuan hanya cocok ditempatkan diposisi yang lemah dan yang ringan saja di dalam rumah. Tapi harus pandai mencari uang juga, naah bagaimana ini? , berarti bekerja dirumah ya.
Cara kerja otak perempuan adalah multitasking, mampu melakukan banyak hal dalam satu waktu. Wanita sering mengalami perubahan secara drastis dari mimik muka dan ucapan serta perilaku. Perubahan drastis ini sering disalahartikan oleh orang sekitar, seolah itu adalah ketidakmampuan dan keangkuhan .