Lihat ke Halaman Asli

Zairiyah kaoy

TERVERIFIKASI

Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Toxic People Menular dan Berbahaya

Diperbarui: 7 April 2021   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi toxic people. Sumber: Shutterstock via KOMPAS.COM

Toxic people adalah orang yang menyebarkan berita yang sifatnya meracuni dan berasal dari pemikiran yang negatif dan bersifat mematikan nama baik seseorang. 

Perilaku toxic ini sangat membahayakan dan membunuh karakter seseorang hingga tidak berdaya. Dengan berbagai trik dan sistem agar racunnya dapat memasuki teman bicara dan menghancurkan sasarannya.

Toxic people ini banyak beredar di masyarakat dan selalu berada di kerumunan massa maupun orang perorang. Pada dasarnya toxic people ini adalah orang-orang yang tidak mudah merasakan kebahagiaan, merasa diri lebih baik dari orang lain dan cenderung meremehkan kemampuan orang lain. 

Sulit untuk meminta maaf bila bersalah dan merasa bahagia ketika sudah berhasil membuat orang lain terkucil dari lingkungannya.

Ciri toxic people ini adalah: iri, dengki, penghasut, tidak senang melihat orang lain bahagia, senang memfitnah dan menyebarkan fitnah terhadap orang yang tidak bersalah, narsis, tidak dapat merasakan kebahagiaan, membenci dan pendendam. 

Perilaku beracun ini mampu membuat orang baik menjadi tidak baik karena telah teracuni oleh perkataan yang tidak akurat dan tanpa bukti. Toxic people akan merasa sangat bangga telah berhasil menghancurkan hidup seseorang dari nama baiknya.

Perilaku toxic ini sangat merugikan dan menyebabkan insecure bagi orang lain. Perasaan insecure ini membuat orang lain tidak menemukan lagi kebahagiaan hidupnya dan putus asa hingga membuat orang lain menutup diri dari kehidupan sosialnya. Membuat sasaran menjadi kehilangan motivasi diri hingga mengakhiri hidupnya.

Menurut ilmu neuroscience, perilaku toxic ini dampak dari innerchild, dimana rasa sakit dimasa lalu membuat mereka cenderung membalaskan perasaan mereka kepada orang lain yang tidak berdosa.

Kenangan yang terserap oleh kedua mata dan telinganya tersimpan diotak limbic dan terus tercetus ketika melihat orang lain bahagia, dipuja dan memiliki ketenangan. Memunculkan memori yang tidak enak dan bersifat negatif, mengakibatkan tegangnya bagian otak limbic mereka.

Tegangnya otak tersebut membuat segala informasi negatif bermunculan dari memori dan cenderung mengulas hal tersebut terus menerus. Aktivitas otak toxic people akan terus menerus seperti itu, efeknya mereka tidak mengerti bagaimana seharusnya bersikap yang baik dan apa saja manfaat kebaikan. 

Mereka hanya tahu isi kepalanya yang terus berputar mengatakan hal yang sama kepada siapapun yang ditemuinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline